7. Apa rahasia Indonesia bisa bangkit di Piala Thomas setelah kalah di Piala Sudirman?
Setelah kalah di Piala Sudirman, kami fokus untuk berjuang lebih bagus lagi. Saya melihat kondisi fisik, teknik, dan mental para pemain memang menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Saya makin yakin setelah mereka bisa mengalahkan Denmark karena Denmark sangat berambisi untuk jadi juara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya tekankan pemain untuk tidak terlalu melihat Piala Thomas sebagai perihal menang-kalah tiap diturunkan. Saya tekankan bahwa yang terpenting adalah tim bisa juara.
Kalau terlalu berhitung soal menang dan kalah di tiap pertandingan bisa muncul rasa pesimis. Karena itu saya komunikasikan pada pemain untuk menanamkan tekad bangkit, bisa masuk final, dan juara.
Dalam tiap pertandingan, ada kemungkinan seorang pemain tampil bagus atau buruk. Namun yang terpenting, Tim Indonesia harus tetap kompak dan kuat.
8. Kenapa anda tidak mendampingi pemain di perjalanan Piala Thomas?
Selama covid-19 melanda, saya memang tidak pernah mendampingi pemain di turnamen super series. Dan hal itu yang biasa saja, tidak ada masalah.
Selain itu, di Piala Sudirman saya merasa agak lelah, tidak bisa fokus. Kalau masuk lapangan, seorang pelatih tidak fit, tidak fokus, saya rasa pemain juga tidak akan bisa maksimal. Saya mesti fair di situ.
9. Sudah sampaikan soal keputusan anda meninggalkan Pelatnas Cipayung?
Sudah per lisan saja, biar mereka tidak terganggu. Dalam pandangan saya, saya adalah sosok profesional. Cepat atau lambat, saya juga kan mesti keluar. Saya sudah jelaskan ke mereka, mereka juga oke. Kami juga tetap berkomunikasi.
10. Bagaimana anda melihat sosok Jonatan dan Ginting? Apa hal yang masih jadi kekurangan mereka?
Kekurangan dan kelebihan itu masih bersifat umum, misal waktu latihan terkadang gampang putus asa, waktu pertandingan kurang konsisten. Itu yang selalu perlu saya perhatikan. Sampai saat ini, saya belum bisa menembus itu.
Dengan Jonatan yang tipe mainnya bagus dan ulet, dengan Ginting yang memiliki speed, power, dan kemampuan mengontrol permainan lawan, saya rasakan saya masih belum bisa membuat Jonatan dan Ginting jadi pemain yang konsisten.
11. Apakah menurut anda Ginting dan Jonatan bisa jadi pemain nomor satu dunia di masa depan?
Kenapa tidak? Namun soal itu harus datang dari diri sendiri. Seorang pelatih hanya bisa mendorong pemain.
Saya melihat Ginting dan Jonatan punya tekad jadi pemain nomor satu dunia dan hal itu yang selalu kami tanamkan semenjak kami bekerja sama di 2015. Kami selalu menanamkan bahwa keinginan untuk jadi nomor satu itu harus ada.
![]() |
12. Bagaimana nama lain di luar Ginting dan Jonatan? Ada yang bisa diharapkan dalam waktu dekat?
Nama lain saya rasa belum. Maka itu, Jonatan dan Ginting itu selama 5-7 tahun punya beban sebagai ikon dan pemain yang diharapkan. Karena itu saya lihat bahwa mereka bisa bertahan dan membawa Indonesia juara Piala Thomas tentu tidak mudah.
Sebagai pelatih, kami membantu jaga pola pikir, badan, dan latihan. Namun dua pemain ini saya lihat memang luar biasa.
Tekanan di Indonesia kan juga luar biasa, tidak boleh kalah sekali, tidak boleh turun satu level karena bisa dibully orang.
13. Apa yang bakal dilakukan setelah ini?
Saya ingin beristirahat. Tidak gampang melatih selama tujuh tahun, boleh ditanya ke Herry IP atau Richard Mainaky. Seorang pelatih perlu mental dan fisik yang kuat juga pola pikir yang jernih.
Selain itu, pelatih juga harus siap menghadapi banyak tekanan dan kritik. Bagaimanapun, saya juga manusia biasa.
Di dunia badminton, misal SEA Games sudah dapat tiga emas lalu kemudian tahun ini dua emas, tentu dianggap,"Jelek ya, turun ya".
Bahasa seperti itu tentu tidak enak, namun harus diterima. Padahal dalam hidup tentu tidak bisa selalu tiga emas, empat emas, lima emas.
Sebagai pelatih harus memahami hal itu dan saya tidak ada masalah terhadap itu semua selama ini.
14. Apakah ada kemungkinan melatih di luar negeri?
Wallahu'Alam. Saya tidak berani bilang apa-apa. Yang pasti untuk sementara ini saya butuh cooling down terlebih dulu.
Namun yang pasti seorang pelatih itu akan terus melatih, kecuali sudah tua dan merasa tidak mampu. Saya masih muda, dan masih bisa berkarya.