WAWANCARA EKSKLUSIF

Chafidz Yusuf: Ganda Putri Harus Tetap Hebat Tanpa Saya

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Rabu, 26 Jan 2022 17:31 WIB
Chafidz Yusuf tak lagi menjabat sebagai asisten pelatih ganda putri Pelatnas Cipayung. Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Chafidz.
Chafidz Yusuf bisa berbaur dan dekat dengan para pemain ganda putri. (Arsip Pribadi)

Anda lalu dipindahtugaskan ke ganda putri. Bagaimana reaksi Anda saat itu?

Apa bedanya ganda putra dan ganda putri Indonesia? Di ganda putra, masalahnya itu ada di kepala sama di hati. Kepala itu artinya pola pikir dan kemauan. Sedangkan di hati itu soal berani dan keinginan untuk sungguh-sungguh. Masalahnya cuma di kepala dan di hati.

Dalam suasana bercanda, saya bilang bahwa masalah ganda putri itu dari ubun-ubun sampai ujung kaki. Soalnya ganda putri itu mulai dari pola pikir belum ketemu, power belum ada, kemampuan tangan belum, skill juga terbatas, kakinya juga belum taktis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalau di ganda putra kan power sudah ada, kecepatan sudah ada, cara main juga sudah ada, makanya saya bilang tidak begitu susah.

Bicara ganda putri, belum lagi soal perasaannya. Sebenarnya susah sekali untuk bisa menjadikan ganda putri yang kuat.

Bagaimana proses terbentuknya duet Greysia dengan Apriyani Rahayu?

Di 2017, Apriyani baru masuk, masih pratama dan masih mentah sekali. Namun saya lihat Apri ini punya bakat dan bisa meng-cover Greysia. Karena saya lihat dari pola main itu bisa melakukan cover lapangan dengan cukup bagus dan kuat. Kalau berbicara power, dia juga di atas teman-temannya.

Saat itu Greysia juga sempat ada opsi pilihan partner lain. Tetapi saya memberi keyakinan pada Eng Hian, bahwa menurut perasaan dan pertimbangan saya, Greysia ini akan bagus dengan Apriyani.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Indonesia Open 2021 di Bali (Arsip PBSI)Saat dipasangkan dengan Greysia Polii, Apriyani baru saja masuk Pelatnas Cipayung. (Arsip PBSI)

Bagaimana rasanya jadi salah satu orang yang berperan penting di balik sukses Greysia/Apriyani juara Olimpiade?

Tentu saya ikut bangga, karena ada kepuasan dalam kerja. Tantangan, perjuangan menuju Olimpiade itu tidak main-main.

Saya pribadi selalu punya tekad dan prinsip bahwa bila ingin mencetak pemain, jangan yang biasa-biasa saja. Saya harus bertekad bisa mencetak pemain yang luar biasa.

Apa hal yang belum bisa diwujudkan oleh anda di Pelatnas Cipayung?

Selama di ganda putri, saya punya kemauan dan tekad bahwa Indonesia tidak hanya punya 1-2 pasangan yang kuat saja. Saya ingin sebisa mungkin minimal ada empat pasangan yang bisa diandalkan.

Saat ini hanya Greysia/Apriyani dan Ribka/Fadia yang sudah kelihatan hasilnya sedangkan yang lain masih dalam proses. Saya yakin pemain-pemain yang ada di bawah mereka dalam satu tahun ke depan akan mengalami kemajuan. Ada proses yang telah kami rencanakan.

Anda bisa melebur dan berbaur dengan baik dengan pemain-pemain ganda putri. Bagaimana caranya?

Bagi saya, seorang pelatih itu harus bisa masuk ke dunia atlet. Pelatih harus menemukan cara bisa masuk ke dunia mereka.

Seorang pelatih, harus bisa bersikap sebagai pelatih, orang tua, teman, bahkan jadi pendamping. Dengan bisa masuk ke dunia mereka, otomatis saya bisa mengajarkan lebih dekat.

Kalau di lapangan hubungannya seperti pelatih dan anak buah, tetapi di luar lapangan lain lagi. Saya masuk ke dunia mereka, bercanda, mau diajak tik-tokan atau joget-joget. Kami harus mencari celah bagaimana bisa menyatu.

Anda satu dekade di Pelatnas Cipayung. Apakah puas dengan pencapaian yang telah anda buat?

Sebenarnya saya puas, saya senang bisa berkontribusi dan ada hasilnya. Juara Olimpiade menurut saya itu sesuatu yang luar biasa. Sesuatu yang tidak mudah karena sebelumnya di ganda putri tidak ada yang menyangka bisa juara Olimpiade.

Saya ada di Pelatnas Cipayung dalam tiga periode kepengurusan. Kebetulan saya bisa membawa pemain-pemain pelapis punya progres yang bagus dan hasilnya bagus.

Banner Testimoni

Apa rencana anda setelah ini?

Setelah ini saya mau istirahat, kebetulan saya mau bersama anak-anak. Sebetulnya anak-anak itu prihatin, tetapi saya beri pengertian bahwa saya masih punya skill, kemampuan, dan mudah-mudahan ada tawaran lagi.

Bagaimana bila ada tawaran dari luar negeri?

Yang jelas, saya menunggu tawaran dari Indonesia dulu, saya masih ingin mencoba tetap melatih atlet Merah Putih.

Saya masih ingin memberi pengabdian di Indonesia. Bagi saya, tentu akan lebih bangga bila melatih di dalam negeri.

Tetapi kalau memang tidak ada jalan lagi, saya akan berniat berkarya di luar negeri. Mudah-mudahan masih ada kesempatan.

(jun)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER