Jakarta, CNN Indonesia --
Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman kini berduet di FK Senica. Kehadiran kedua pemain Timnas Indonesia itu punya dampak positif pada performa ketenaran tim, namun ada noktah dalam kesan awal.
FK Senica menggebrak awal tahun dengan memberi kontrak kerja sama bagi Egy dan Witan. Skuat berjuluk Zahoraci memberi perpanjangan kontrak bagi Egy, yang sebelumnya sudah membela klub liga Slovakia itu sejak Agustus 2021.
Sementara Witan mendapat kontrak sebagai pemain pinjaman. FK Senica meminjam Witan dari Lechia Gdansk selama enam bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedatangan keduanya mendapat sambutan meriah dari fan sepak bola di Indonesia. FK Senica tampak pintar mengelola riuh rendah publik bola Tanah Air yang sebelumnya kompak serempak mendukung Witan dan Egy serta pemain-pemain Merah Putih lain di Piala AFF.
Dengan sosok Egy saja, Senica sudah bisa menggaet banyak perhatian. Bersama Witan dan Egy, klub tersebut tampak ingin menggandakan lagi ketenaran mereka.
Mendatangkan dua pemain sekaligus dari negara gila bola seperti Indonesia menjadi keuntungan tersendiri bagi klub yang punya corak khas merah, putih dan biru tersebut.
Terbukti belum lama ini FK Senica tampak cukup bangga dengan keberhasilan menjadi pemuncak dalam daftar 'klasemen' follower terbanyak di Instagram untuk kawasan negara Republik Ceko dan Slovakia.
FK Senica saat ini memiliki pengikut sebanyak lebih kurang 175 ribu, unggul atas klub-klub seperti ternama seperti Slavia Praha, Sparta Praha, Viktoria Plzen yang legendaris, dan kerap tampil di ajang antarklub Eropa termasuk Liga Champions.
 Egy Maulana Vikri mendapat peluang lebih dulu menunjukkan kemampuan di FK Senica. (Dok. FK Senica) |
Dengan mengerek popularitas, FK Senica punya kesempatan menarik perhatian sponsor. Kendati masih berkutat di papan tengah dan tertinggal hampir separuh poin dari Slovan Bratislava yang kini memimpin klasemen, FK Senica bisa menggantungkan harapan pada tingkat kepopuleran.
Sponsor menjadi elemen penting yang dibutuhkan FK Senica di tengah isu keuangan beberapa bulan terakhir.
'Serangan' dengan menggunakan jasa Egy dan Witan di sosial media bisa jadi pemecah kebuntuan FK Senica dalam merengkuh pundi-pundi cuan, namun dua pemain jebolan Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan itu belum bisa membuktikan bisa benar-benar jadi kartu as di atas lapangan.
Usai kemenangan tipis atas Zlate Moravce di ajang Topsport Liga, Egy dan Witan gagal mengantarkan FK Senica menang atas FC Zlin.
Menghadapi klub papan tengah liga Republik Ceko, FK Senica dibantai empat gol tanpa balas. Sebuah indikasi yang kurang baik jika dikaitkan dengan masa depan Egy dan Witan.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Jika mengacu pada kekuatan netizen Indonesia, posisi Egy dan Witan aman di daftar pemain Senica. Tetapi berbicara kemampuan memberi kontribusi di lapangan, dua penggawa Timnas Indonesia itu harus serius meningkatkan kemampuan.
Dalam paruh musim kedua liga Slovakia, FK Senica mengincar posisi lebih baik dari sekadar menempati peringkat keenam seperti yang dipijak saat ini.
Egy dan Witan sebagai pemain memiliki tanggung jawab menyokong posisi klub. Khusus Egy, pemain asal Sumatera Utara itu sudah sempat menyatakan keinginan mengantar FK Senica menempati posisi tiga besar.
Jika sastrawan WS Rendra pernah berkata bahwa 'perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata', maka saat ini adalah masa perjuangan bagi Egy juga Witan.
Egy dan Witan sejauh ini tampak sudah menunjukkan keseriusan mewujudkan impian tampil langgeng di sepak bola Eropa. Lagi-lagi yang dinanti adalah pembuktian dari keduanya untuk membawa Senica bersaing.
[Gambas:Photo CNN]
Egy yang sudah lebih dulu bergabung dengan FK Senica sepertinya sudah melewati masa adaptasi dengan baik. Pelatih Pavel Sustr dan pemain-pemain Senica lain agaknya juga sudah memahami gaya main Egy.
Sudah mendapat kesempatan 15 kali tampil dengan 408 menit bermain, Egy harus pantang puas guna mewujudkan impian bermain ke Spanyol seperti yang pernah ia utarakan.
Bagi Witan, proses adaptasi bisa dituntun Egy. Kendati demikian, mantan pemain PSIM Yogyakarta itu juga harus memberi impresi tak terlupakan bagi Senica agar dapat mendapat tempat.
Jika Witan bisa menunjukkan kemampuan terbaik, maka peluang terbuka baginya melanjutkan karier di Senica atau kembali ke Lechia dan mendapat tempat di tim utama.
 Witan Sulaeman menyusul Egy dari Lechia ke FK Senica. (AFP/ROSLAN RAHMAN) |
Ada peluang menyatu dengan baik, namun ada pula kans Egy dan Witan tak memenuhi ekspektasi di atas lapangan. Beragam faktor bisa menjadi penyebab, baik internal dan eksternal si pemain.
Tentu membuncah harapan Egy dan Witan bisa mencapai performa terbaik dan menjaga konsistensi, namun nasib sial siapa yang tahu. Jika kedua pemain itu gagal memenuhi ekspektasi, seperti saat gagal mengantarkan FK Senica menang atas Zlin, keduanya harus bekerja keras lagi di musim yang akan datang. Egy mungkin saja tetap di Senica, sementara Witan kembali ke Lechia.
Sebagai pemain muda, Egy dan Witan amat bijak menyadari bermain di Senica adalah langkah awal menuju impian dan cita-cita lanjutan, seperti Egy yang pernah berujar ingin melangkah ke Spanyol.
Dengan memelihara motivasi dan impian tersebut Egy dan Witan harus tetap berpikir optimistis sehingga kekalahan dalam laga uji tanding beberapa hari lalu tak jadi berujung ancaman pada duet pemain Indonesia tersebut, sebaliknya dapat dijadikan motivasi guna melecut semangat kejayaan di masa depan.
[Gambas:Video CNN]