Ketua Humas PB ESI, Ashadi Ang, mengamini pernyataan Eddy Lim. Ashadi menyebut karier di Esports sangat luas di samping sekadar menjadi atlet.
"Karier di Esports itu mulai coach, caster, event organizer, hingga pihak di balik layar baik yang mengurus desain atau konten kreatif hingga pemasaran. Kalau hanya berpikir jadi atlet Esports paling hanya berapa tahun sih. Justru peluang yang ada di sekeliling atlet Esports itu yang bisa jadi pilihan karier," ucap Ashadi.
Sementara, pemain Timnas Hearthstone Indonesia, Hendry Koentarto Handisurya, juga mengakui kesejahteraan atlet Esports saat ini belum bisa terjamin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari aku sih kalau misal kesejahteraan masih belum bisa jadi patokan. Mungkin dari 100, 1 persen yang berhasil. Itu bisa menghasilkan dan bisa hidup dari sana. Tapi untuk sisanya bagaimana ya?" ucap Hendry.
"Itu bagus buat berusaha tapi enggak bisa juga jadi pegangan untuk hidup. Intinya harus balik ke orangnya sendiri sih. Harus kembali lihat potensi diri sih," ucap peraih medali perak dari nomor Hearthstone di Asian Games 2018 itu menambahkan.
Gaji Atlet Esports
Gaji atlet Esports di Indonesia saat ini sendiri memiliki besaran yang beragam. Eddy Lim mengatakan rata-rata gaji atlet Esports di Indonesia kini berkisar dari Rp1,5 juta hingga Rp20 juta per bulan.
"Rendah-rendahnya Rp1,5 juta - Rp2,5 juta per bulan. Ada juga yang sekitar Rp6 juta atau Rp7 juta per bulan. Setelah itu yang di atasnya ada yang Rp10 per bulan. Bahkan sampai ada yang Rp15 juta sampai Rp20 juta juga ada," ucap Eddy Lim.
"Tapi biasanya kalau yang sudah sampai Rp15 juta - Rp20 juta per bulan biasanya sudah top, semacam yang main di Mobile Legend yang sudah terkenal. Nah pada saat seperti itu, gaji Rp15-20 juta itu kecil bagi mereka karena penghasilan mereka sebagai streamer atau lainnya jauh lebih besar," ujar Eddy menambahkan.
![]() |
Esports kini terus berkembang menjadi sebuah industri yang maju. Berdasarkan data Statista.com, pada 2021 pendapatan pasar Esports global telah mencapai lebih dari 1,08 miliar dolar AS atau sekitar Rp15,5 triliun, meningkat hampir 50 persen dari 2020.
Pendapatan pasar global industri Esports diperkirakan akan tumbuh hingga 1,62 miliar dolar AS atau sekitar Rp23,2 triliun pada 2024 mendatang.
Pendapatan terbesar industri Esports pada 2021 berasal dari sponsor dan iklan yang mencapai 641 juta dolar AS atau sekitar Rp9,2 triliun. Lalu, sumber pendapatan tertinggi berikutnya dari hak siar yang menyumbang sebesar 192 juta dolar AS atau sekitar Rp2,8 triliun.
Sementara, pada 2021 jumlah audiens Esports di seluruh dunia telah mencapai 474 juta orang. Dan, diperkirakan jumlah audiens Esports di seluruh dunia akan mencapai lebih dari 577 juta pemirsa pada 2024 mendatang.
"Esports di dua tahun ini sendiri luar biasa pertumbuhannya, misalnya di turnamen MPL kita lihat peak viewernya tinggi sekali bahkan saat tim kita (Indonesia) berlaga di turnamen internasional itu meningkat lagi," ucap Ashadi Ang.
"Kita lihat juga dari sisi brand mereka semakin banyak mau berinvestasi ke Esports karena mereka bisa menjangkau segmen anak muda. Turnamen online juga terus digemari di kondisi saat ini," kata Ashadi menambahkan.