Dulu, untuk ikut sebuah turnamen Dota, para peserta harus menyiapkan modal sendiri untuk biaya pendaftaran. Tetapi, Kenny menegaskan dirinya tidak pernah meminta kepada orangtuanya.
"Oh iya, dulu zamannya Dota 1 turnamen masih bayar uang registrasi, bayar billing, bayar makan, sama transportasi. Kurang lebih setiap turnamen aku spend uang for nothing, untuk bayar biaya turnamen itu juga aku menggunakan uang chinese new year (angpao) yang aku simpan setiap tahunnya, atau dikasih jajan sama paman," ujar Kenny.
Seiring berjalannya waktu, skill bermain Kenny pun semakin terasah usai mengikuti sejumlah turnamen hingga akhirnya merasakan gelar juara pada kompetisi Dota kedelapan yang diikutinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah itu Dota 2 keluar dan akhirnya pada turnamen ke delapan aku merasakan juara yaitu juara ketiga. Sayangnya, juara 3 pun hanya kurang lebih untuk balikin modal turnamen yang kita sudah keluarkan," kata Kenny.
Setelah berhasil juara, nama Kenny pun semakin dikenal hingga akhirnya dia mendapat tawaran kontrak dari tim Zero Latitude (ZL) pada 2014.
"Setelah itu tidak lama kemudian akhirnya ada satu tim yang mau nawarin kita untuk nge-tim dan akhirnya untuk pertama kali bisa merasakan main dengan dibiayain oleh tim itu yang bernama ZL. Pas pertama kali aku punya tim, akhirnya orangtua setuju kalau aku mau serius dalam bidang ini," kata Kenny.
![]() |
Berbekal skil yang tidak bisa dipandang sebelah mata, Kenny kemudian pernah direkrut oleh tim Esports ternama di Indonesia seperti RRQ, NXL, Kanaya, dan ThePrime Arvire.
Setelah itu, Kenny pun mencoba peruntungannya berkarier di luar negeri dengan memperkuat tim Esports Malaysia TNC Tigers pada 2018 dan kemudian pindah ke tim Geek Fam Malaysia di 2019.
Kini, karier Kenny pun kian menanjak dengan direkrut tim Esports asal Korea Selatan, T1. Prestasi Kenny saat memperkuat tim luar negeri juga cukup membanggakan.
Saat bersama TNC Tigers, Kenny berhasil membawa timnya menjadi juara SEACA 2018, juara Dream League Season 10, dan peringkat 13-16 di Kuala Lumpur Major.
Kemudian saat bergabung dengan tim Geek Fam, Kenny sukses tampil di turnamen bergengsi Dota Summit 11 dan WePlay! Bukovel Minor 2020.
Sedangkan, saat memperkuat tim T1 Esports, Kenny mendapat kesempatan tampil dalam kejuaraan DOTA 2 paling bergengsi di dunia, The International 10 (TI10).
Kini, Kenny pun tercatat sebagai salah satu atlet Esports dengan penghasilan tertinggi di Indonesia.
"Ini hanya dari hadiah turnamen," kata Kenny seraya tertawa. "Aku yakin atlet yang lain pasti menghasilkan lebih tinggi terutama game yang sedang booming di Indonesia."