Jakarta, CNN Indonesia --
Gregoria Mariska menjabat sebagai kapten dan sukses mengantar Indonesia jadi juara Badminton Asia Team Championship (BATC) 2022. Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Gregoria.
Sukses Indonesia di BATC 2022 merupakan pencapaian besar dalam perjalanan tim putri Indonesia di dunia badminton. Gelar BATC 2022 merupakan gelar beregu bergengsi sejak Indonesia memenangkan Piala Uber 1996.
Dalam keberhasilan tersebut, Gregoria jadi kapten sekaligus ujung tombak Indonesia. Bagaimana pandangan Gregoria terkait keberhasilan Indonesia di ajang tersebut dan juga cerita tentang perjalanan kariernya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana rasanya dipercaya jadi kapten di BATC 2022?
Senang dan merasa seru karena saya belum pernah dan ini kali pertama jadi kapten. Sebenarnya tugas sebagai kapten juga tidak terlalu banyak, paling coba menjaga kekompakan dan menyampaikan kembali hal-hal yang telah disampaikan pelatih, seperti meneruskan pesan-pesan mereka. Hal ini jadi pengalaman bagus buat saya.
Soal target, bagaimana target tim putri untuk BATC?
Para pelatih tidak memberi target spesifik, mereka minta pemain untuk tampil maksimal di BATC karena merupakan turnamen pertama di 2022.
Setelah melihat beberapa negara mundur, kita juga melihat bahwa Indonesia punya kesempatan. Dari para pemain juga punya motivasi tersendiri bahwa banyak negara yang bagus mundur jadi ini kesempatan bagi Indonesia untuk dapat medali.
 Indonesia sukses jadi juara BATC 2022. (Arsip PBSI) |
Apakah kamu termasuk kapten yang aktif berbicara kepada rekan-rekan yang lain?
Seandainya pelatih minta para pemain pakai jersey yang mana, nanti saya yang mengingatkan teman-teman.
Saya juga setiap pagi bilang ke teman-teman kalau butuh apa-apa harus langsung bilang ke pelatih atau rekan yang lain. Intinya jangan nggak enakan sehingga bisa saling mendukung.
Saya melihat bukan saya saja yang komunikatif tetapi mereka juga banyak yang mau bertanya. Jadi interaksi sesama tim itu bagus.
Setelah Indonesia lolos ke semifinal, sudah mulai berani berpikir soal juara?
Nggak sih. Karena kalau kami membebani pikiran dengan juara, takutnya malah buyar. Target memang juara tetapi banyak hal yang harus dilewati seperti tekanan di lapangan dan hal-hal lain. Jadi saat itu saya lebih berpikir cara saya bisa menang.
Kapan tahu bahwa Jepang mundur dari semifinal?
Jadi tim pelatih sudah tahu dari malam karena pelatih Jepang sempat rapat dengan panitia dan berkata beberapa pemain mereka kelelahan dan tidak lengkap.
Mereka mengundurkan diri tetapi pelatih Indonesia baru memberi tahu di pagi hari sebelum kami berangkat ke lapangan. Jadi kami benar-benar baru tahu saat mau berangkat.
Apakah kembali bertemu Korea Selatan di final membuat kamu lebih yakin?
Lolos ke final membuat saya merasa lebih lega karena kami satu langkah lagi menuju juara. Saya juga tak mau sia-siakan kesempatan yang sudah dikasih. Dari awal kami main sampai ke final, tentu sayang bila tidak maksimal di final.
Puji Tuhan seluruh tim bermain sangat bagus, bahkan lebih baik dibandingkan lawan Korea Selatan di saat bertemu di fase grup.
Kalau lihat performa di BATC dan sukses mengantar Indonesia juara, kamu puas?
Puas sih tidak, tetapi saya bersyukur bisa menang di setiap pertandingan ketika saya turun. Kenapa belum puas? Mungkin karena beberapa pemain yang top kan tidak ikut.
Saat perayaan gelar, kamu pakai sendal. Ada cerita di balik itu?
Setelah pertandingan saya pendinginan lalu mendukung teman-teman yang main berikutnya. Karena kaki saya masih basah, jadi nanti bakal tambah berkeringat kalau langsung pakai sepatu.
Saya keasyikan nonton dan mendukung sampai lupa kembali ke player area untuk kembali pakai sepatu.
 Gregoria tidak sempat pakai sepatu saat merayakan keberhasilan Indonesia juara BATC. (Arsip PBSI) |
Sempat ditanya,'Mau ganti sepatu dulu gak?' Tapi saya bilang tanggung deh, tidak usah.
Takutnya kalau saya ke player area dan ganti sepatu malah nanti tidak terburu waktu dan ketinggalan momen merayakan gelar juara.
Tadinya sempat mau pinjam sepatu pelatih tetapi kakinya pada besar-besar banget, jadi ya sudah pakai sendal saja.
Apa arti gelar juara BATC 2022 untuk kamu dan tim putri Indonesia yang sudah lama tak juara beregu?
Karena ini banyak pemain yang junior, mungkin akan bagus sebagai pengalaman untuk mereka. Dengan gelar juara BATC 2022, tentu sangat berharga bagi para pemain yang masih junior. Buat saya juga tentu berharga.
Semoga dengan gelar juara ini bisa menambah kekompakan di turnamen beregu yang lain dan juga kepercayaan diri.
Saya pribadi melihat pemain-pemain muda Indonesia ini bagus-bagus sekali cara bermainnya.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Kamu berusia 22 tahun namun sudah terbilang senior di pelatnas Cipayung. Sejauh mana beban yang ada?
Saya masuk pelatnas pertengahan 2014 dan berarti sudah delapan tahun. Memang jadinya sudah termasuk senior di pelatnas.
Kalau beban mungkin ada. Saat ini, selain ingin membuktikan bahwa saya masih mampu, saya juga ingin membagi pengalaman pada para pemain junior.
Saya ingin pemain-pemain junior di tunggal putri siap ke kelas selanjutnya.
Dalam 3-4 tahun terakhir, saya jadi pemain dengan peringkat tertinggi di Indonesia. Tetapi secara prestasi, belum ada yang spesifik. Sebenarnya beban itu keluar dari diri sendiri yang ingin tampil bagus. Semoga setelah ini saya bisa lebih melepas beban tersebut.
Bagaimana rasanya jadi tumpuan utama tunggal putri di usia masih belasan?
Sebenarnya di awal-awal 2018, saya merasa penampilan saya lumayan meski belum cukup. Saat itu bisa memberi perlawanan ke pemain yang ada di atas saya.
Namun selama 2019 kelihatan menurun karena beberapa kali kalah di babak pertama. Mungkin itu proses, saat di 2018 dan 2017, mungkin saya belum tahu apa itu beban dan tekanan.
Dengan keseringan saya kalah di 2019 itu buat diri saya menjadi down dan berpikir penyebab saya selalu stuck di situ-situ saja.
Kemudian pandemi 2020 tidak ada turnamen dan setelah itu di awal 2021 hasilnya masih sama.
Apakah hasil-hasil itu membuat kamu jadi susah fokus?
Bukan susah fokus tapi ada dampak ke mental karena dalam mengikuti turnamen butuh mental yang kuat.
Seharusnya saya bisa lebih percaya diri dan lepas dari tekanan. Dari dalam diri saya juga seperti ada semacam perang untuk berusaha.
 Gregoria Mariska bisa memenangkan seluruh pertandingan yang ia mainkan di BATC 2022. (Arsip PBSI) |
Zaman media sosial tentu membuat penampilan kamu tidak lepas dari komentar di medsos. Apakah kamu terusik dengan hal itu?
Dulu awal-awal mungkin pernah merasa terusik. Sejak junior, saya terbiasa dengan omongan miring. Mungkin karena waktu di junior juga banyak yang bila saya nomor satu, jadi mungkin orang-orang ekspektasinya tinggi [setelah jadi juara dunia junior 2017].
Lalu saya jadi belajar bahwa setiap orang berhak berkomentar. Karena para pemain yang sudah bagus saja masih dapat kritik.
Untuk sekarang, saya bisa lebih memfilter apa yang masuk dan saya dengar.
Saya tidak menutup telinga untuk kritik. Namun tentu ada juga komentar yang membuat saya sakit hati.
Komentar macam apa yang membuat sakit hati?
Banyak sih, kayak 'Mati aja lu' gitu kan kacau banget.
Justru kalau komentar penampilan di lapangan, saya malah penasaran. Saya mau tahu komentar karena saya juga butuh evaluasi dari yang nonton.
Tetapi kalau sudah di luar topik itu, kayak..'Apaan sih?'
Tetapi tentunya tidak semua komentar di medsos kamu nadanya negatif kan?
Iya, banyak juga komentar yang mendukung. Misal saya baca tiga komentar jelek, tetapi pasti ada juga yang berkomentar bagus. Yang komentar itu mungkin juga kecewa dengan hasil saya tetapi bisa lebih menjaga perkataan.
Apa target kamu di tahun ini terutama dari segi peringkat dunia?
Saya pernah di posisi 13 dunia. Untuk target peringkat, saya ingin kembali merangkak lagi untuk bisa di 20 besar.
Saya ingin membuktikan ke diri saya sendiri. Karena kalau saya masih tertekan, tentu waktu untuk saya keburu habis sebagai pemain.
Bagaimana persiapan untuk All England?
Saya ingin lebih fokus dari sekarang dari segi teknik sampai mental agar lebih percaya diri.
Kamu sering dibandingkan dengan pemain junior lain seperti An Se Young. Bagaimana menurut kamu?
Hal itu tidak terlalu mengganggu bagi saya karena saya sendiri juga ingin seperti mereka.
Bagaimana kamu bisa masuk pelatnas di usia 15?
Saya juara kejuaraan nasional 2013 lalu 2014 masuk pelatnas. Saat itu saya kaget karena bisa main di kejurnas pun terbilang hoki saat mewakili Jawa Barat.
Saat itu di atas saya masih banyak yang bagus. Tapi saya bisa juara Kejurda lalu jadi wakil di Kejurnas.
Saat itu saya masih sering ikut sirkuit nasional di kelompok pemula dan beberapa kali turun di kelompok remaja. Tetapi belum pernah ikut sirnas di kelompok taruna.
Namun saya bisa jadi juara kelompok taruna di Kejurda lalu ikut Kejurnas dan bisa jadi juara juga sehingga dipanggil ke pelatnas.
 Gregoria Mariska jadi juara dunia junior 2017 dan diharapkan bisa jadi tumpuan Indonesia di nomor tunggal putri. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama) |
Kamu lahir di Wonogiri namun ikut PB Mutiara di Bandung. Bagaimana prosesnya?
Saat kelas 5 SD, saya pergi ke Bandung karena diterima di Mutiara. Saya masuk Mutiara setelah ikut turnamen di Yogyakarta.
Setelah itu ada yang menawari ikut audisi di Mutiara. Awalnya saya sempat tidak mau jauh dari orang tua karena masih kecil. Karena orang tua yang masih siapkan baju saya untuk latihan.
Akhirnya saya mau setelah orang tua janji mau sering menjenguk saya.
Kalau dilihat sekarang, saya bangga sama perjuangan orang tua. Karena tentu tidak mudah melepas anaknya dari kecil di kota yang asing.
Saya juga bangga sama diri sendiri karena bisa menjaga diri. Saya bersyukur bisa melewati itu semua sampai sekarang.
[Gambas:Video CNN]