Apa Kata FIFA Mengenai Israel vs Palestina?

CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2022 13:45 WIB
FIFA dianggap menerapkan standar ganda terhadap Rusia dan Israel. (AFP/OZAN KOSE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Baru-baru ini FIFA mendapat kritik keras lantaran menerapkan standar ganda terhadap Rusia dan Israel. Berikut kata FIFA soal invasi Israel ke Palestina.

Serangan Rusia kepada Ukraina dalam dua pekan terakhir membuka wajah lain dari badan sepak bola dunia, FIFA.

Tanpa menyebut 'politik', FIFA dan juga UEFA memberikan hukuman berat kepada Rusia: mulai larangan menggelar laga kandang, menjadi tuan rumah Liga Champions, pencoretan Spartak Moskow dari Liga Europa, hingga pencoretan timnas Rusia dari Piala Dunia 2022.

Selain FIFA, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan sejumlah federasi olahraga dunia lain ikut bergabung sebagai anti-Rusia.

Dikutip dari Arabnews, sikap FIFA, UEFA, IOC, dan juga badan olahraga lain itu membuat Palestina yang sejauh ini mendapat serangan Israel bingung.

Dalam laporan tersebut, perang Israel kepada olahraga Palestina memiliki usia yang sama dengan negara Israel itu sendiri.

Akan tetapi, FIFA bersama organisasi olahraga internasional lain tidak melakukan apa pun untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya kepada olahraga Palestina.

s defender Orel Dgani (C) is marked by Faroe Islands' midfielder Solvi Vatnhamar (R) during the 2022 Qatar World Cup Asian Qualifiers football match between Israel and Faroe Islands, at the Netanya Stadium, on November 15, 2021 in the Israeli coastal city of Netanya. (Photo by JACK GUEZ / AFP)" title="timnas bola israel" />Timnas Israel perlu mendapat hukuman serupa seperti Rusia. (AFP/JACK GUEZ)

Dalam invasinya, Israel disebut menargetkan stadion di Palestina, membatasi perjalanan atlet, pembatalan acara olahraga, dan penangkapan, bahkan pembunuhan pesepakbola Palestina.

Akan tetapi FIFA bergeming. Sekalipun memiliki Komite Monitoring FIFA untuk Israel dan Palestina, namun tetap tidak ada hukuman yang dikeluarkan FIFA untuk Israel.

Dalam rilis yang dikeluarkan pada 27 Oktober 2017 silam, FIFA menyatakan konflik antara Israel dan Palestina tidak berkaitan dengan sepak bola.

"Dewan FIFA mengakui bahwa situasi saat ini, untuk alasan yang tidak ada hubungannya dengan sepak bola, ditandai dengan kompleksitas dan kepekaan yang luar biasa oleh keadaan de facto tertentu yang tidak dapat diabaikan atau diubah secara sepihak oleh organisasi non-pemerintah seperti FIFA," demikian pernyataan FIFA.

Dua tahun setelah pernyataan FIFA itu, Israel makin menjadi-jadi setelah dengan kejam membatalkan Piala Palestina FIFA yang mempertemukan tim sepak bola papan atas Gaza, Khadamat Rafah, dan FC Balata dari Tepi Barat di laga final.

Warga Palestina melihat sepak bola sebagai 'pelarian' dari kesulitan hidup di bawah pengepungan dan pendudukan. Duel itu sangat dinanti, menawarkan momen persatuan yang berharga di antara orang-orang Palestina dan akan ditonton oleh banyak orang, terlepas dari afiliasi politik atau lokasi geografis mereka.

Hanya saja tanpa alasan jelas seperti yang dilaporkan oleh majalah AS The Nation, Israel memutuskan untuk menolak momen kegembiraan yang singkat itu bagi warga Palestina.

Tetapi lagi-lagi FIFA tidak melakukan apa-apa meskipun final itu membawa nama lembaga tertinggi sepak bola tersebut.

Sementara klub Israel yang terkenal rasis Beitar Jerusalem diizinkan bermain bebas, seperti tanpa hambatan, dan dilaporkan mengizinkan penggemar mereka menyanyikan lagu rasial.

Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>

Ketika Simpati untuk Palestina Berujung Sanksi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :