INSPIRASI ATLET

Kesedihan Jendi Saat Puasa Ramadan Tanpa Azan

CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 16:07 WIB
Atlet Para Renang Indonesia Jendi Pangabean menceritakan liku-liku menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan sebagai seorang atlet.
Ramadan 2015 membuat Jendi Pangabean berpuasa tanpa suara azan. (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Atlet Para Renang Indonesia Jendi Pangabean menceritakan liku-liku menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan sebagai seorang atlet. Tekad bulat memilih jalan hidup sebagai atlet, membuatnya tetap berusaha maksimal menjalankan perintah Ilahi.

Pada tahun ini, atlet yang memborong medali emas dan perak di Asian Games 2018 itu harus menjalani awal Puasa bulan suci Ramadan di Jerman, karena bertepatan dengan turnamen internasional di negara tersebut.

Berpuasa di 'negeri orang' bukan perkara mudah bagi Jendi. Dia mengakui terdapat kesulitan saat menjalani puasa di tengah jadwal kompetisi yang padat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan karena lagi tanding, dokter tidak menyarankan kami untuk puasa. Karena dari segi fisik kami harus benar-benar fit," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (4/4).

"Bukan berarti kami menyalahi aturan agama. Karena ada beberapa keadaan, jadi apa boleh buat," ujarnya.

Meski terpaksa tidak berpuasa selama turnamen, pria kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan itu berusaha tetap menjalani ibadah lain seperti salat. Sebisa mungkin dirinya berupaya tidak jauh dari Sang Pencipta.

[Gambas:Instagram]

"Kalau salat bisa lebih mudah [dijalankan] karena bisa salat di kamar. Tapi tentunya rasanya salat bukan di Indonesia sangat berbeda, di sini tidak terdengar azan," ucapnya.

Berpuasa di luar negeri bukan hal baru bagi Jendi. Ia ingat saat pertama kali merasakan perbedaan signifikan suasana Ramadan di negeri orang ketika berkompetisi di Glasgow, Skotlandia, tujuh tahun lalu.

Ada rasa sedih yang terbenam di dalam dirinya saat mengetahui tidak ada sayup-sayup suara azan dan hidangan khas Ramadan seperti di Indonesia. Namun sebagai atlet, ia tidak punya pilihan.

Banner live streaming MotoGP 2022

"Pertama kali merasakan Ramadan di luar negeri itu di Glasgow tahun 2015. Waktu itu tentu sedih, ya. Enggak ada suara azan, enggak ada suasana puasa seperti di Indonesia. Tapi apa boleh buat," ucapnya.

Ketika agenda turnamennya beririsan dengan Ramadan, ia sudah paham apa saja yang harus disiapkan. Ia membawa beberapa makanan dari Indonesia untuk mempertahankan selera makan.

"Saya sempat mencoba puasa beberapa hari sebelum tanding. Berhasil itu sampai maghrib walaupun waktu puasanya panjang. Bawa makanan kayak nasi dan yang lain-lain dari Indonesia. Tapi kalau enggak ada makan sama sekali, paling cari roti saja sudah cukup," kata dia.

Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>

Beban Rindu untuk Keluarga

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER