Jalan Mahmoud Abdul-Rauf Mendapatkan Islam
Saat di Amerika Serikat belum begitu bersahabat dengan Islam, Mahmoud Abdul-Rauf membuat gebrakan dengan melawan tabu agama di NBA.
Masuk Islam tak hanya mengubah jalan hidup, tetapi juga merombak lingkup kariernya. Pemain kelahiran 5 Maret 1969 ini tak diterima klub saat ingin kembali tampil di NBA.
Abdul-Rauf lahir sebagai Kristen dengan nama baptis Chris Jackson. Ia dibesarkan di Mississippi oleh seorang ibu berpendidikan sekolah menengah, sementara ayahnya tidak ada.
Abdul-Rauf menggambarkan daerah tempat tinggalnya dengan istilah 'ghetto'. Tak ingin masuk dan terimbang kondisi, point guard ini menjadikan bola basket sebagai jalan keluar.
"Bagi saya, bola basket adalah satu-satunya jalan keluar saya," kata Abdul-Rauf kepada Central Recorder ketika membahas kemungkinan masa depannya saat masih muda.
Tekad bulat menjadi bintang basket membuat Abdul-Rauf tak kenal lelah dalam latihan. Kapan ada waktu lowong, basket dimainkan. Ibunya pun mendukung penuh hasrat sang buat hati.
Upaya itu tak sia-sia. Pada tahun pertamanya di sekolah menengah (SMA), Abdul-Rauf tampil sebagai pemuda yang andal. Permainannya menonjol dibanding pemuda seusianya.
Hal ini ini Abdul-Rauf menjadi salah satu point guard paling diburu kala itu. Banyak universitas menawarkan beasiswa penuh. Ini semata-mata karena bakat dan keahliannya.
Pada akhirnya Abdul-Rauf memilih kuliah di Universitas Negeri Louisiana. Bersama tim Louisiana ini ia membuat rekor mahasiswa baru cetak poin terbanyak dalam semusim.
Abdul-Rauf menghabiskan waktu selama dua tahun bersama LSU sebelum akhirnya mendeklarasikan diri untuk draft NBA. Ia lantas memilih Denver Nuggets sebagai pelabuhan.
Setelah dua musim membela Nuggets, sejak 1990, Abdul-Rauf mulai menemukan sisi spiritual kehidupan. Ia merasa tak puas kehidupan spiritualnya yang dianggap monoton.
Meski lahir dan besar sebagai seorang baptis, Abdul-Rauf merasa bahwa setiap kali dia meminta nasihat seorang pendeta, dia selalu diberikan satu dari dua jawaban.
Lihat Juga : |
"Percaya apa yang terjadi atau jangan mempertanyakan Tuhan," katanya, menirukan kalimat sang pendeta saat memberikan nasihat atas persoalan yang diajukan.
Selama di Nuggets pula Abdul-Rauf mulai berkenalan kitab suci Al-Quran dan berbagai buku Islam. Perlahan tapi pasti Abdul-Rauf mendalami Islam secara saksama.
Dikisahkan, tidak lebih dari tiga halaman membaca Al-Quran, Mahmoud Abdul-Rauf sudah merasa Islam tepat untuknya. Kerinduan spiritualnya terjawab saat membaca Al-Quran.
Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>