Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati Irawan menceritakan proses persiapan atlet senam Indonesia menuju SEA Games 2021 Vietnam hingga polemik soal Sutjiati Narendra.
Sejak pemusatan latihan nasional menuju SEA Games digencarkan pada akhir 2021, berbagai lika-liku hadir di tengah usaha mewakili negeri menyabet medali.
Pembatasan jumlah cabang olahraga (cabor) dan atlet yang diberangkatkan ke SEA Games hingga polemik absennya Sutjiati Narendra menjadi dua persoalan yang dihadapi PB Persani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu bagaimana upaya PB Persani menghadapi persoalan tersebut? Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Ketua Umum PB Persani, Ita Yuliati Irawan:
Bagaimana persiapan PB Persani jelang SEA Games 2021?
Anak-anak latihan dari Desember [2021] untuk SEA Games. Kami ingin mengirim 19 atlet di semua nomor.
Berapa atlet yang akhirnya berangkat?
Pemerintah hanya setuju empat atlet saja di nomor artistik: Rifda Irfanaluthfi, Amira, Dwi Samsul Arifin, dan Abiyu Rafi
Apa target PB Persani di SEA Games 2021 Vietnam?
Kalau saya minimal sama seperti SEA Games Filipina [Dua emas, tiga perak, satu perunggu]. Saya tidak berani menargetkan lebih.
Saya bukan alasan ya, tapi karena pandemi mereka tidak berlatih setahun lebih itu drop banyak banget. Gymnastic itu selama pandemi mereka dirumahkan sangat berat. Kalau untuk gymnastic satu minggu enggak latihan recovery-nya bisa 2-3 bulan.
Apa target dari pemerintah?
Untuk Rifda targetnya kualifikasi Olimpiade. Sedangkan Amira dan Abiyu itu potensial menuju Asian Games. Kami ditargetkan emas oleh Menpora di SEA Games.
Apakah itu target yang realistis?
Saya bilang ke Menpora bahwa tim putri artistik saya berani untuk emas karena di Asia Tenggara hanya Vietnam, Indonesia, dan Thailand yang bagus.
Kami boleh saja ditargetkan medali, tapi satu medali itu biayanya besar. Kalau sekarang kami hanya dibiayai hanya untuk akomodasi, honor atlet dan sekali try out. Tidak ada training camp, tidak ada pelatih asing, bagaimana kita bisa mengejar prestasi yang bagi kami masih jauh dari negara lain.
Cabor senam masuk Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), bagaimana pendapat Anda?
Karena gymnastic [senam] adalah mother of sports, makanya masuk cabor DBON. Untuk masuk ke cabor DBON itu ketat dan persaingannya tinggi sekali.
Target pemerintah di tahun 2024 di Olimpiade itu diharapkan kita bisa masuk kualifikasi gymnastic.
Bersambung ke halaman berikutnya...