Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Muhammad Fadil Imran menyatakan kasus yang menimpa Yeremia Rambitan sebagai pelajaran untuk PP PBSI.
Fadil menyatakan PBSI dan seluruh atlet nasional yang ada dalam naungan Pelatnas Cipayung harus lebih memahami etika di dalam maupun di luar lapangan, termasuk di media sosial.
"Ini menjadi pelajaran buat kami tentang bagaimana ke depan, bahwa para pemain nasional harus memahami etika supaya tidak terpeleset," ujar Fadil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadil berjanji PBSI akan melakukan pembinaan pada atlet terkait penerapan etika agar kasus yang sama tidak terulang di masa depan.
Soal sanksi untuk Yeremia, Fadil menyatakan sanksi internal sudah cukup sebagai efek jera.
"Sanksi internal saya kira teguran dari Sekjen sudah berat buat dia. Apalagi masyarakat sudah memberikan penilaian terhadap Yere. Dia sudah menyadari perbuatannya," tutur Fadil.
Sebelumnya Yeremia Rambitan mendapat kecaman dari netizen lantaran melontarkan kalimat kotor saat melakukan live di akun tiktok miliknya pada Selasa (24/5). Yeremia lalu sudah mengucapkan permintaan maaf secara terbuka pada Rabu (25/5).
"Halo semuanya. Atas nama saya pribadi, Yeremia, saya memohon maaf kepada PBSI, tim NOC Indonesia, dan pencinta bulutangkis Indonesia. Saya menyesali perbuatan saya dan khilaf saat bercanda dengan perkataan-perkataan saya."
"Pelatih sudah menegur saya dengan keras dan juga saya sudah meminta maaf kepada volunteer tersebut. Sekali saya meminta maaf untuk semuanya," tutur Yeremia.