Jakarta, CNN Indonesia --
Shin Tae Yong belum bisa melahirkan striker tajam dan andal di Timnas Indonesia. Dengan ketumpulan lini depan, akankah Indonesia lolos ke Piala Asia 2023?
Untuk tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023, Shin membawa 23 pemain. Dari daftar tersebut tujuh di antaranya berkarakter menyerang, namun hanya satu nama yang murni seorang striker saat tampil bersama klubnya.
Ketujuh pemain itu adalah Saddil Ramdani, Dimas Drajad, Witan Sulaeman, Terens Puhiri, Stefano Lilipaly, Irfan Jaya, dan Muhammad Rafli. Satu-satunya striker murni dari daftar ini adalah Dimas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimas adalah nama baru dalam skuad Shin. Pemain Persikabo 1973 ini baru dipanggil menjelang persiapan pertandingan uji coba melawan Bangladesh. Pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat pada Rabu (1/6) itu pun jadi debutnya.
Seusai laga, Shin secara terbuka belum puas dengan performa Dimas. Sebagai seorang striker, Dimas diharapkan bisa mencetak gol dari setiap peluang yang dimiliki, termasuk membantu tim menciptakan peluang.
Jam terbang Dimas bersama Timnas Indonesia di kategori kelompok umur terbilang lumayan. Ia sudah menyumbang gelar juara Piala AFF U-19 dan U-22. Dari dua tim kategori usia itu pemain 25 ini telah membukukan 13 gol.
Musim lalu, bersama Tira Persikabo, Dimas mengoleksi 11 gol dan enam assist. Koleksi gol ini menempatkan Dimas sebagai striker tertajam ketiga Indonesia di Liga 1 2021/2022, setelah Ilija Spasojevic dan Samsul Arif.
Masalahnya Dimas belum menyatu dengan pemain lain. Sebagai debutan bersama tim Merah Putih, pemain kelahiran Gresik ini seperti masih butuh waktu untuk tampil garang.
Dalam pertandingan melawan Bangladesh misalnya, Dimas hanya melepaskan satu tembakan ke gawang dan menciptakan satu peluang gol. Itu mengapa Shin tak puas dengan performa yang ditampilkan Dimas.
Jika melihat karakter lawan yang akan dihadapi di Kualifikasi Piala Asia 2023 mulai 8 Juni, yaitu Kuwait, Yordania, dan Nepal, Dimas berpeluang menjadi pilihan utama Shin atau spesialis babak kedua.
Karakter lawan yang sama-sama mengandalkan kekuatan fisik untuk meneror lini depan lawan, cocok dengan Dimas yang agak elegan tetapi tak mudah jatuh. Asal mau bertarung, Dimas bisa menjadi momok bagi lawan.
Baca lanjutan artikel ini di halaman berikutnya>>>
Untuk menutupi kelemahan Timnas Indonesia di posisi depan, Shin Tae Yong beberapa kali melakukan reposisi. Biasanya seorang gelandang yang dianggap punya naluri gol ia mainkan sebagai penyerang.
Beberapa nama yang bisa jadi contoh adalah Irfan Jauhari dan Braif Fatari. Kini dalam skuad Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Asia 2023, ada sosok Muhammad Rafli dan Stefano Lilipaly.
Bersama Arema FC, Rafli lebih dominan berperan sebagai gelandang. Lantaran posturnya yang cukup menjulang, 180 centimeter, membuat Shin menempatkannya sebagai ujung tombak di tengah krisis striker.
Selama era Shin, Rafli telah tampil empat kali di ajang resmi. Dari empat kesempatan itu belum ada gol yang tercipta. Karakter Rafli yang dominan menunggu umpan matang, membuatnya mudah dikawal ketat lawan.
Hal sama dilakukan Shin kepada Lilipaly. Pemain Borneo FC itu sebenarnya berposisi gelandang serang atau winger dan bukan striker. Meski demikian Shin mencobanya sebagai ujung tombak saat menghadapi Bangladesh.
Hasilnya Lilipaly menciptakan tiga peluang gol, dua lewat sundulan dan satu tembakan. Karena tak bisa memanfaatkan peluang emas ini, Shin dengan jujur merasa tak puas dengan penampilan pemain berdarah Belanda ini.
 Terens Puhiri (kanan) turut dibawa Shin Tae Yong ke Kuwait. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) |
Kendati demikian Shin berharap performa Lilipaly terus menanjak. Dengan pengalaman, jam terbang, dan mentalitasnya, Shin berkeyakinan Lilipaly bisa memberi dampak positif pada tim saat tampil di Kuwait.
Sisanya, Saddil, Witan, Terens, dan Irfan, adalah sosok winger. Keempatnya sama-sama punya kecepatan dan olah bola agak licin. Sayangnya kelebihan keempat pemain ini belum dieksplorasi dengan maksimal.
Terens Puhiri misalnya, punya kecepatan di atas rata-rata. Olah bolanya juga cukup matang. Jika dimainkan di 15-20 menit terakhir, bisa membuat lawan yang kelelahan agak kewalahan menjaga pergerakan pemain Borneo FC ini.
Kemudian Irja, sapaan Irfan Jaya, menjadi pemain tersubur sementara Timnas Indonesia saat ini. Pemain Bali United ini telah mengoleksi enam gol dari 19 laga. Koleksi golnya lebih baik dari Ricky Kambuaya (5) dan Witan (4).
Terakhir Saddil, belum menemukan permainan terbaiknya bersama Timnas Indonesia. Ini agak berbeda jika tampil bersama Sabah FC. Kelebihan Saddil dalam urusan melepas tembakan jarak jauh belum dimaksimalkan Shin Tae Yong.
[Gambas:Video CNN]