Jakarta, CNN Indonesia --
Greysia Polii resmi pensiun sebagai pemain badminton pada Minggu (12/6). Berikut lima momen terbaik dalam karier Greysia.
Greysia telah menekuni dunia badminton selama 30 tahun dan ia sudah jadi andalan Indonesia di berbagai ajang pada dua dekade terakhir. Keberhasilan dan kegagalan juga telah dirasakan oleh Greysia selama kiprahnya di lapangan badminton.
Berikut lima momen terbaik dalam karier Greysia versi CNNIndonesia.com:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Uber Cup 2008
Nama Greysia Polii sudah muncul ke permukaan sejak ia masuk pelatnas dan digadang sebagai calon bintang badminton Indonesia. Namun Uber Cup 2008 bisa jadi merupakan momen nama Greysia makin dikenal banyak orang.
Saat itu Greysia yang masih berusia 21 tahun bisa jadi salah satu tulang punggung Indonesia ketika berpasangan dengan Jo Novita. Duet Greysia/Jo Novita tampil apik dan bersama rekan setim lainnya mampu mengantar Indonesia menuju partai final.
Sukses Indonesia lolos ke final Uber Cup 2008 merupakan kejutan besar karena awalnya Indonesia tidak difavoritkan. Sayangnya, perjalanan gemilang itu tak berujung pada podium juara dan Indonesia harus puas jadi runner up.
 Greysia Polii jadi salah satu tulang punggung Indonesia di Uber Cup 2008. (AFP/BRIAN STEWART) |
2. Asian Games 2014
Setelah terkena diskualifikasi di Olimpiade 2012, Greysia Polii harus susah payah kembali menata ulang kariernya. Momentum Greysia mendapatkan kepercayaan diri untuk bangkit dan kembali melejit bisa jadi ada di Asian Games 2014.
Berduet dengan Nitya Krishinda Maheswari, Greysia mampu merebut medali emas Asian Games 2014. Duet Greysia/Nitya tampil impresif sepanjang turnamen.
Walaupun sempat kesulitan saat menghadapi Cheng Wen-hsing/Hsieh Pei-chen di babak 16 besar, Greysia/Nitya berhasil bertahan dan lolos ke perempat final.
 Greysia/Nitya sukses jadi juara Asian Games 2014. (Dokumentasi PBSI) |
Selanjutnya, Greysia/Nitya secara berturut-turut mengalahkan unggulan ketiga Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda, unggulan kedua Tian Qing/Zhao Yunlei, dan unggulan pertama Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo dalam perjalanan menuju podium juara.
Setelah emas Asian Games, nama Greysia/Nitya diperhitungkan jadi salah satu ganda putri elite dunia dan bisa menembus persaingan di papan atas.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
3. Kejuaraan Asia 2016
Greysia/Nitya gagal jadi juara di Kejuaraan Asia 2016 namun yang membuat turnamen ini jadi salah satu momen terbaik dalam karier Greysia adalah rekor laga 2 jam 41 menit dalam duel lawan Naoko Fukuman/Kurumi Yonao.
Laga di semifinal Kejuaraan Asia itu diwarnai oleh reli-reli panjang dan jadi pertunjukkan daya tahan serta stamina kedua pasangan.
Greysia/Nitya kalah 21-13, 19-21, 22-24 dalam duel tersebut. Namun laga itu membuat kedua ganda memecahkan rekor dunia sebagai partai terpanjang yang pernah tercatat di badminton.
4. SEA Games 2019
Greysia terus melanjutkan karier dan kembali jadi pasangan yang diperhitungkan bersama Apriyani Rahayu. Namun dalam karier panjangnya sebagai atlet, Greysia belum pernah memenangkan medali emas SEA Games. Greysia beberapa kali harus puas dengan raihan medali perak.
Eng Hian memutuskan mengirim Greysia/Apriyani ke SEA Games 2019 dan mereka berhasil menjawab beban itu dengan baik.
Greysia memenangkan emas SEA Games tanpa kehilangan satu gim pun dalam perjalanan mereka menuju podium juara. Penantian panjang Greysia untuk mendapat kalungan medali emas SEA Games pun terbayar lunas.
 Kemenangan di Olimpiade 2020 jadi kemenangan terbesar dalam karier Greysia. (Pool via REUTERS/LINTAO ZHANG) |
5. Olimpiade 2020
Puncak prestasi dan keberhasilan Greysia Polii tentu ada di Olimpiade 2020 yang mengalami penundaan dan akhirnya berlangsung di 2021.
Greysia/Apriyani datang bukan sebagai wakil yang diandalkan meraih medali emas namun justru jadi sosok yang sukses yang mampu melanjutkan tradisi emas Indonesia di ajang Olimpiade.
Dalam perjalanan di babak penyisihan, Greysia/Apriyani bisa tampil gemilang dan jadi juara grup tanpa kehilangan satu gim pun.
Greysia/Apriyani hanya satu kali menjalani duel lewat rubber game yaitu ketika menang lawan Du Yue/Li Yunhui, 21-15, 20-22, 21-17.
Setelah itu, Greysia/Apriyani menang dua gim langsung atas Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korea Selatan), 21-19, 21-17 di babak semifinal dan menaklukkan Cheng Qingchen/Jia Yifan, 21-19, 21-15 di babak final.