Legenda bulutangkis Indonesia Liliyana Natsir mengungkapkan hampir menolak penghargaan BWF Hall of Fame.
Mantan atlet yang akrab disapa Butet itu mengaku mendapat kabar dari federasi bulutangkis dunia melalui pesan singkat di WhatsApp.
Karena menerima berita tersebut ketika dirinya sedang di luar rumah, ia sempat mengabaikan pesan itu dan berpikir menolaknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya dari BWF [kirim pesan] WhatsApp dalam bahasa Inggris. Saya lagi di jalan dan sibuk juga, jadi saya sudah lihat [pesannya] tapi tidak saya balas," kata Butet dalam konferensi pers.
"Sempat saya berpikir karena lagi sibuk urus rumah, saya tolak saja kali, ya? Setelah saya baca lagi, baru tahu itu penghargaan Hall of Fame. Untung belum saya tolak," ucap Butet menambahkan.
Peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu mengatakan langsung membalas pesan dari BWF dan mengungkapkan rasa terima kasih atas penghargaan yang sudah diberikan.
Liliyana tidak menyangka akan menjadi orang Indonesia ke-10 yang menerima gelar individu prestisius tersebut.
"Saya melihat dari atlet Indonesia [sebelumnya] hanya sembilan yang pernah masuk Hall of Fame dan saya atlet perempuan kedua setelah Susy Susanti. Pastinya ini kebanggaan buat saya meski sudah pensiun masih mendapatkan penghargaan. Ini menjadi bukti bahwa bulutangkis Indonesia diakui di mata dunia," kata Liliyana.
Butet berharap pasangannya di ganda campuran Tontowi Ahmad juga mendapat penghargaan serupa. Menurut wanita 36 tahun tersebut, Owi sapaan Tontowi merupakan bagian dari perjalanan kariernya.
"Saya pikir bersama Tontowi karena kami main bareng. Tapi tidak tahu, mungkin BWF kasih saya dulu baru nanti Tontowi," ujarnya.
Butet menjadi orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut sejak 13 tahun terakhir. Pada 2009, BWF memberikan gelar itu terakhir kali untuk wakil Indonesia yaitu dua pasang ganda putra: Tjun Tjun/Johan Wahjudi dan Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky.