Respons PBSI Soal Pasangan Baru untuk Pramudya Usai Yeremia Cedera
Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky memberi respons terhadap kemungkinan mencari pasangan baru untuk Pramudya Kusumawardana usai Yeremia Rambitan mengalami cedera.
Yeremia harus menjalani terapi cedera lutut selama tiga hingga enam bulan mendatang. Ini membuat Pramudya tidak bisa bertanding dalam waktu lama jika tetap ingin berpasangan dengan Yere.
"Hal itu masih perlu didiskusikan apabila cederanya terlalu lama. Sementara Pram [dan Yere] peringkatnya sudah 10 ke atas," kata Rionny kepada media, Sabtu (18/6).
"Itu yang kami takutkan ketika pemain top salah satunya cedera karena mencari pemain tidak gampang," ucap Rionny menambahkan.
Rionny juga bingung dengan cedera yang dialami Yere, karena tim pelatih selalu mengawal pemain dengan teliti baik saat latihan hingga pemanasan.
"Tapi untuk cedera tadi itu, saya juga heran kenapa cuma jumping kecil itu bisa jatuh seperti itu," tutur Rionny.
Di satu sisi, Rionny mengaku prihatin terhadap cedera yang dialami Yere di perempat final Indonesia Open 2022, Jumat (17/6). Sebab, hal tersebut mencegah pasangan Pramudya/Yeremia tembus semifinal turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut.
"Mungkin ada otot yang kelelahan tapi saya belum bisa cerna dan harus bicara dengan dokter. Jujur saya sedih melihat dia juga bersedih dan meminta maaf," ucapnya.
Sementara dokter PP PBSI, dr. Grace Joselini Corlesa menyatakan Yeremia Rambitan tidak perlu naik meja operasi akibat cedera lutut saat berlaga di Indonesia Open 2022.
"Kami langsung mengevakuasi dan mengirim ke rumah sakit untuk diperiksa MRI. Tadi pagi saya dapat informasi tentang cedera lutut yang dialami Yere. Kami sepakat bahwa Yere harus menjalani terapi selama beberapa bulan," kata Grace dalam konferensi pers.
"Jadi saat ini keputusan kami masih dalam terapi. Artinya tata laksana konservatif dan tidak ada pelaksanaan operasi dalam hal cedera Yere," lanjutnya.