Jakarta, CNN Indonesia --
Pelatih Timnas Indonesia U-19 Shin Tae Yong memikul beban berat untuk menjuarai Piala AFF U-19 2022. Jika gagal, STY harus siap menanggung kritik pedas dari berbagai kalangan.
Turnamen kelompok umur termasuk Piala AFF U-19 sejatinya belum layak jadi sasaran target juara. Sebab tujuan utama gelaran ini sebatas tambahan jam terbang bagi pemain muda.
Sejak Piala AFF U-19 bergulir pada 2022, Indonesia baru sekali merengkuh gelar juara. Itu terjadi di edisi 2013 yang dipimpin pelatih Indra Sjafri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu Indonesia menjadi tuan rumah. Tak hanya sekadar asal jadi penyelenggara turnamen, Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan memang layak juara karena penampilan luar biasa.
Pasukan Garuda Nusantara saat itu tampil memesona lewat pendekatan tiki-taka atau pe-pe-pa (pendek-pendek-panjang) ala Indra Sjafri.
Permainan taktis Evan Dimas, Hansamu Yama Pranata, Zulfiandi, Paolo Sitanggang, Maldini Paly, hingga Ilham Udin Armaiyn di lapangan sempat mengundang decak kagum. Skuad ini bahkan sempat digadang-gadang bakal jadi timnas terbaik yang dimiliki Indonesia.
Namun, era Evan Dimas dan kawan-kawan tak berlangsung lama. Hanya sedikit pemain yang mampu menembus Timnas Indonesia level senior. Salah satu faktornya adalah tak kuat memikul beban sebagai bintang muda.
Tercatat hanya Evan Dimas dan Hansamu Yama yang sempat jadi langganan timnas senior. Beberapa pemain lainnya bahkan gagal bersaing di klub Liga 1.
Timnas U-19 era Shin Tae Yong tampaknya akan menanggung beban lebih berat. Mereka dituntut juara Piala AFF U-19 untuk memuaskan dahaga gelar PSSI dan masyarakat Indonesia.
Apalagi tim muda besutan STY itu dipersiapkan mentas di Kualifikasi Piala Asia U-20 dan terpenting untuk unjuk gigi di Piala Dunia U-2023.
Meski kurang relevan gelaran kelompok umur dipatok target juara, publik Indonesia yang haus gelar pasti menginginkan skuad Garuda Muda meraih juara, tak peduli level turnamen yang akan diikuti.
Baca lanjutan artikel ini di halaman berikutnya>>>
Meski tak harus meraih trofi, STY juga sudah kadung mematok juara Piala AFF U-19 2022. Maka, persiapan tim harus terus digenjot hingga matang dan layak bersaing dengan dua tim favorit juara seperti Thailand dan Vietnam.
Namun, ambisi Indonesia untuk merengkuh gelar juara bukan perkara mudah. Marselino Ferdinan dan kawan-kawan tergabung di grup neraka bersama Thailand dan Vietnam. Selebihnya, Indonesia juga berpotensi mendapat gangguan dari Myanmar, Filipina, dan Brunei Darussalam di Grup B.
Brunei misalnya. Meski bukan favorit, mereka sudah mulai berlatih sebelum pandemi Covid-19. Sejumlah laga uji coba sudah dilakukan untuk mematangkan taktik dan strategi tim.
"Kami telah pemain dari turnamen U-19 yang sebelumnya digelar FABD. Para pemain sudah mulai berlatih selama pandemi dari Februari hingga Juni tahun ini. Setiap pelatih bertugas memimpin sekelompok pemain untuk berlatih dalam hal taktik dan kebugaran," kata pelatih Brunei Faisalani Ghani di situs resmi AFF.
Faisalani bahkan berencana memboyong timnas Brunei datang lebih awal ke Jakarta untuk melakoni laga uji coba sebelum Piala AFF U-19 bergulir pada 2-15 Juli 2022.
Keseriusan Brunei tak boleh dipandang sebelah mata. Shin Tae Yong pun harus menggembleng tim lebih matang agar tidak tersandung oleh tim-tim semenjana macam Brunei, Filipina, atau Myanmar.
Peluang Indonesia lolos fase grup bakal menipis jika meraih imbang atau bahkan kalah dari ketiga tim kelas dua tersebut. Thailand dan Vietnam berpeluang melesat lebih jauh jika Indonesia terpeleset.
Sementara itu, STY saat ini masih berkutat dengan masalah kebugaran pemain. Sebagian besar pemain masih belum mencapai puncak permainan sepulang dari Toulon Cup.
 Evan Dimas Darmono pernah mengantar Timnas U-19 juara Piala AFF U-19 2013. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) |
"Jadi habis dari Toulon Cup, para pemain fisiknya memang agak tidak baik, jadi memang fokus untuk meningkatkan fisik para pemain sekaligus fokus ke sentuhan bola mereka," ujar Shin Tae Yong usai latihan di Stadion Madya, Jakarta, Selasa (21/6).
Problem lainnya adalah Shin Tae Yong baru menangani kembali Timnas U-19 setelah sebelumnya sibuk memimpin Timnas U-23 dan senior. Selama ini ia hanya menerima laporan dari duet pelatih Dzenan Radoncic dan Bima Sakti.
Praktis Shin Tae Yong hanya punya waktu dua pekan untuk menyiapkan tim. Shin Tae Yong bakal kesulitan meramu tim terbaik jika tidak mendapat lawan uji coba.
Persiapan tim selama dua pekan terakhir sangat penting untuk mematangkan skuad yang ditarget juara. Maka, PSSI harus mengamini segala permintaan pelatih sebelum mentas di laga sesungguhnya.
Shin Tae Yong bakalan mendapat tekanan besar untuk membawa Timnas U-19 juara Piala AFF U-19 setelah sebelumnya gagal juara di Piala AFF 2021 dan SEA Games 2022.
Terlepas dari tekanan publik, gelar juara Piala AFF U-19 terbilang penting untuk memupuk mental pemain sebelum menghadapi lawan-lawan lebih berat di Piala Asia U-20 dan Piala Dunia U-20 2023.
Maka, lumrah jika STY memikul beban juara Piala AFF U-19 2022. Kepercayaan publik bakal semakin meninggi jika target juara tercapai. Namun, hal sebaliknya bakal terjadi jika Indonesia kembali gagal mengangkat piala di level ASEAN.
[Gambas:Video CNN]