Untuk Irwansyah, PP PBSI tentu juga harus selekasnya diberi kejelasan. Kepastian posisi, lewat legalitas SK, tentu juga akan memberikan ketenangan sekaligus kesadaran akan tanggung jawab yang diemban.
Bila Irwansyah jadi kepala pelatih, ia akan mutlak bertanggung jawab penuh menyusun program, mengatur perencanaan turnamen, dan pada akhirnya mempertanggungjawabkan semua hal itu pada Rionny Mainaky.
Namun dalam skala posisinya saat ini, Irwansyah seperti lompat tingkat. Irwansyah tak punya atasan di sektor pelatih tunggal putra dan ia harus melaporkan segala program ke Kasubid Pelatnas dan Kabid Binpres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika memang ada pelatih yang ditunggu untuk didatangkan, dan ternyata kedatangannya masih lama, PP PBSI tetap butuh mempertimbangkan kehadiran pelatih sementara untuk membantu meringankan tugas Irwansyah.
PP PBSI bisa memberi kontrak jangka pendek agar Irwansyah punya partner untuk bahu-membahu mengangkat prestasi tunggal putra Indonesia.
Dari daftar pemain PP PBSI, tunggal putra utama terdiri dari sembilan pemain. Jumlah itulah yang dipegang Irwansyah saat ini.
Memang ada pelatih pratama, Harry Hartono dan George Rimarcdi, namun tugas utama mereka tentu memoles tujuh pemain yang saat ini masuk dalam komposisi tunggal putra pratama.
![]() |
Dengan memegang sembilan pemain, kesulitan akan terjadi ketika Irwansyah harus menemani pemain pergi ke turnamen luar negeri. Pemain-pemain utama yang tidak ikut berangkat, tidak mendapat pengawasan langsung dari Irwansyah.
Hal inilah yang terjadi ketika Irwansyah harus tiga minggu berada di Malaysia dan Singapura bulan lalu.
Dari segi peringkat, tunggal putra Indonesia memang punya dua nama di 10 besar yaitu Anthony Ginting dan Jonatan Christie, tiga nama di 30 besar berkat kehadiran Shesar Hiren Rhustavito di posisi 26, dan empat nama di posisi 40 besar lewat Chico Aura Dwi Wardoyo di posisi ke-35.
Namun di luar itu, pemain-pemain yang sudah masuk kategori tunggal putra utama masih perlu didorong lebih kuat.
Ikhsan Rumbay masih ada di posisi ke-86, Christian Adinata di posisi 125 dunia, Yonathan Ramlie di 276 dunia, Syabda Perkasa Belawa di 294 dunia, dan Bobby Setiabudi di peringkat 300 dunia.
Ikhsan berusia 22 tahun dan empat pemain lainnya berumur 21 tahun pada 2022 ini. Catatan itu berarti bahwa memang mereka sudah sepatutnya didorong lebih kuat untuk selekasnya menembus persaingan papan atas dunia.
Sebagai gambaran, pemain yang seangkatan dengan mereka macam Lakshya Sen, Kunlavut Vitidsarn, Kodai Naraoka, Brian Yang, hingga Christo Popov sudah lebih sering wara-wiri di turnamen papan atas.
![]() |
Sejatinya, rombongan pemain-pemain muda ini tentu juga bisa dimaksimalkan untuk menghidupkan persaingan internal di nomor tunggal putra. Bila pemain-pemain muda ini bisa terus merangsek mendekati kualitas Ginting dan Jonatan, dua pemain utama Indonesia itu pun akan jauh dari rasa aman.
Persaingan internal yang lebih kuat pun bakal ikut melejitkan kualitas deretan tunggal putra Indonesia.
Namun untuk bisa mewujudkan hal tersebut, secara logika PBSI butuh pelatih tambahan. Irwansyah tidak akan bisa maksimal mengerahkan seluruh kemampuannya bila tugas yang diembannya terlalu menumpuk di tangan.
Di saat bersamaan, Irwansyah harus memikirkan cara Ginting dan Jonatan meruntuhkan dominasi Viktor Axelsen di papan atas, berupaya keras mendorong Vito dan Chico untuk bisa ikut meramaikan persaingan di 20 besar atau bahkan 10 besar, lalu juga harus menyiapkan road map agar lima pemain lainnya bisa didorong dengan cepat punya peringkat lebih baik demi bisa turun di turnamen-turnamen level atas.
Dengan segala gambaran di atas, untuk bisa mengarahkan tunggal putra ke arah yang lebih baik, tentu tunggal putra butuh kepala pelatih secepatnya, baik itu Irwansyah atau pun sosok lain bila memang PBSI sudah punya nama pilihan mereka.