Hanya tinggal menunggu hari sebelum gelaran laga ONE Fight Night 1: Moraes versus Johnson II dimulai pada Sabtu (27/8).
Berlangsung di Singapore Indoor Stadium, ajang yang menyajikan 10 laga, terdiri dari lima laga Muay Thai dan lima laga MMA ini akan memberi jawaban atas berbagai pertanyaan. Setiap petarung memiliki misi masing-masing, dan bertekad meraih kemenangan demi melambungkan nama mereka.
Tak hanya dua laga perebutan gelar juara dunia, pertarungan lainnya pun menyajikan cerita serta pertaruhan tersendiri. Mulai dari misi membalas kekalahan, hingga membuktikan kepantasan untuk berada di persaingan papan atas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah lima pertanyaan besar yang akan terjawab dan gambaran alur dalam ajang yang dimulai pukul 07.00 WIB tersebut.
Pertanyaannya, mampukah Demetrious Johnson membalas kekalahan atas Adriano Moraes?
Kemenangan Moraes atas Johnson saat itu mengejutkan dunia olahraga tarung. Lewat serangan lutut tajam, sang juara bertahan ONE flyweight itu membuat Johnson terjungkal pada ronde kedua. Kekalahan TKO tersebut menjadi yang pertama diderita Johnson dalam karier panjangnya.
Sebelumnya, dalam 35 laga MMA yang telah dilalui, Johnson hanya menelan tiga kekalahan yang semuanya lewat angka. Kini, Johnson bertekad bangkit dan ingin menyamakan kedudukan sekaligus membalas kekalahan. Di sisi lain, Moraes ingin membuktikan jika kemenangannya bukanlah sekadar kebetulan.
Pertanyaannya, bisakah Liam Harrison mengakhiri kedigdayaan Nong-O Gaiyanghadao?
Nong-O Gaiyanghadao tampak semakin tak terhentikan. Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai ini memiliki catatan 8-0 di ONE Championship, dan tiga kemenangan terakhir diraih lewat KO. Gaiyanghadao tampil semakin menggila melalui kombinasi serangan tajam dan penuh ledakan dari kedua kaki serta tangan.
Banyak yang menganggap jika Gaiyanghadao adalah petarung Muay Thai terbaik di era modern, dan sejauh ini dia mampu membuktikan anggapan tersebut.
Di sisi lain, Harrison memiliki serangan agresif yang bisa membuat lawan terkapar dalam hitungan detik. Petarung asal Inggris in pun tak pernah mengambil langkah mundur. Jika Nong-O memutuskan untuk berduel dalam jarak dekat, Harrison mungkin sudah menyiapkan jawaban untuk membalas serangan lawan.
Satu yang pasti, petarung pertama yang mendapat celah untuk mendaratkan serangan hampir bisa dipastikan akan keluar sebagai pemenang. Bagaimanapun, serangan mereka setajam kapak yang siap membelah kayu terkuat sekalipun.
Pertanyaannya, apakah jalan Rodtang bakal mulus menuju final Grand Prix?
Hingga saat ini, dengan rahang baja dan pukulan besi, Jitmuangnon mampu membuktikan bahwa julukan "The Iron Man" bukan sekadar nama panggung semata. Sejauh ini, Jitmuangnon telah berlaga dalam 10 laga Muay Thai dan satu laga kickboxing di ONE Championship, dan tak ada satu lawan pun bisa menghentikan lajunya.
Dalam babak semifinal ONE Flyweight Muay Thai mendatang, Jitmuangnon akan menghadapi Savvas Michael yang memiliki gaya bertarung berbeda. Michael memilih berbermain taktis lewat gerakan yang dinamis. Dia mampu menghindari serangan lawan dengan pergerakan kaki lincah, sehingga kerap membuat lawan frustrasi.
Pertanyaannya, akankah Almeida menjadi monster kelas berat MMA?
Marcus "Buchecha" Almeida sebagai juara dunia BJJ 17 kali tampak sempurna sejak bertransisi ke MMA pada tahun lalu. Setelah meraih tiga penyelesaian ronde pertama, pria asal Brasil ini akan mendapat tantangan berikutnya saat menghadapi mantan penantang gelar juara dunia Interim ONE Heavyweight, Kirill Grishenko.
Semua mata akan tertuju pada Almeida karena laga ini akan menjawab keraguan terkait rumor bahwa dirinya hanya jago dalam BJJ. Jika berhasil menembus pertahanan Grishenko dan kembali meraih kemenangan dominan, bukan tak mungkin jika langkah selanjutnya adalah menantang pemilik sabuk emas kelas berat.
Divisi heavyweight sendiri diisi oleh para petarung bak monster kelas berat dengan kemampuan beragam. Apabila kembali tampil impresif, hal itu akan menghapus keraguan jika Buchecha bukanlah petarung yang hanya jago dalam BJJ.
Pertanyaannya, dapatkah Itsuki Hirata bangkit dari kekalahan?
Itsuki Hirata adalah bintang muda yang tengah naik daun. Dari lima laga MMA, dia seperti tak terhentikan. Namun atlet 22 tahun asal Jepang ini harus menderita kekalahan perdana di tangan Jihin Radzuan pada Maret lalu. Hal itu sempat membuatnya terpukul dan menitikkan air mata seusai laga.
Bertekad bangkit, Hirata terbang ke Amerika Serikat untuk berlatih bersama para pelatih dan atlet kelas dunia lain. Kemampuan serta mentalitas Hirata akan teruji saat menghadapi Lin Heqin di ONE Fight Night 1 mendatang.
Lin Heqin sendiri merupakan salah satu petarung top dari China dengan catatan 15 kemenangan. Takkan mudah bagi Hirata untuk bangkit kembali, dan laga ini akan menjadi ujian terbesar bagi ketahanan mental dan fisik Hirata.
(rea)