Perjuangan Rodtang Manusia Besi Melawan Miskin dan Sakit

CNN Indonesia
Jumat, 19 Agu 2022 21:12 WIB
Rodtang Jitmuangnon merupakan salah satu aset berharga sekaligus simbol di ajang ONE Championship yang berjuang melewati kegetiran hidup.
Rodtang Jitmuangnon menjadi salah satu juara di ajang ONE Championship. (Arsip ONE Championship)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rodtang Jitmuangnon merupakan salah satu aset berharga sekaligus simbol di ajang ONE Championship yang berjuang melewati kegetiran hidup.

Saat ini Rodtang merupakan salah satu atlet Muay Thai kesohor dengan rekor 268 kali menang 42 kali kalah dan 10 kali imbang. Rodtang juga berstatus sebagai juara dunia ONE Flyweight Muay Thai.

Pada awalnya Rodtang tak mencari prestasi di arena Muay Thai dan kickboxing, melainkan mencoba melihat peluang mencari uang demi keluarganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petarung 25 tahun itu lahir dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya adalah petani karet dengan penghasilan yang tak tentu. Rodtang tinggal bersama 11 anggota keluarga lainnya di sebuah gubuk sederhana di sebuah desa di bagian selatan Thailand.

Sejak melakoni debut dalam salah satu turnamen yang diselenggarakan kuil setempat, hampir setiap pekan Rodtang bertarung demi mengumpulkan uang saweran. Setiap koin yang ia terima menjadi tambahan berarti bagi penghidupan keluarga.

Dengan gaya pantang mundur, petarung berjuluk "The Iron Man" ini memang pantas disebut sebagai manusia besi. Saat menerima pukulan lawan, Rodtang hanya bisa menari dan menantang lawannya untuk melayangkan serangan yang lebih keras.

Namun, di balik rahang besi pria yang mulai bertarung sejak usia delapan tahun ini, terdapat ribuan jam latihan yang telah ia lalui, serta ratusan kilometer yang ia tempuh dari satu arena laga ke arena lainnya.

Enam tahun setelah menjalani debut Muay Thai, Rodtang merantau ke Bangkok untuk menjajal kompetisi yang lebih tinggi. Di ibu kota Thailand tersebut, ia berlatih di sasana ternama Jitmuangnon yang kini ia sematkan sebagai namanya.

Di tengah sederet prestasi Rodtang yang semakin meningkat, berita duka mulai menghampiri. Pada 2018, Huan, salah satu pelatihnya, meninggal dunia karena serangan jantung.

Setahun berselang, sang ayah didiagnosis menderita kanker stadium 3. Pada 2020, jelang berlaga melawan Jonathan Haggerty, Rodtang mengajak kedua orang tuanya untuk menyaksikan langsung ia berlaga demi memberi mereka secercah kebahagiaan serta gambaran tentang perjuangan yang ia jalani.

Sang ayah perlahan sembuh, dan meski harus menjalani berbagai pengobatan, kini kondisinya telah membaik.

Dia pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Muay Thai. Menurutnya, tanpa Muay Thai, dirinya tidak akan berada di posisi saat ini.

Banner live streaming MotoGP 2022

"Dari seorang anak miskin, sekarang saya bisa membeli rumah untuk kedua orang tua, membeli rumah untuk diri sendiri serta memiliki uang untuk keluarga," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (14/8).

Rodtang memang selalu memberi apresiasi pada orang tua atas keberhasilan yang ia capai. Baginya, keluarga telah melakukan segalanya untuk dia dan saudara-saudaranya.

"Ayah saya sering bekerja jadi kuli proyek sampai menebang pohon karet. Sementara ibu sering jadi tukang cuci piring di acara pemakaman sampai jadi nelayan," kenang Rodtang.

[Gambas:Video CNN]

(nva/sry)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER