Jordi dan Sandy Akan Pakai Jersey Timnas, Bukan Kostum Superman

nva | CNN Indonesia
Jumat, 02 Sep 2022 09:22 WIB
Finalisasi alih warga negara Jordi Amat dan Sandy Walsh diharapkan bukan upaya penghabisan PSSI dalam mendongkrak prestasi Timnas Indonesia.
Sandy Walsh (kedua dari kanan) pernah membela timnas Belanda. AFP PHOTO / BELGA / YORICK JANSENS)

Seandainya naturalisasi Jordi dan Sandy selesai, tugas PSSI tidak lantas selesai. Bukan karena masih menanti finalisasi proses alih kewarganegaraan pemain lain seperti Shayne Pattynama, melainkan karena ada tugas seabreg yang harus dituntaskan induk sepak bola di Indonesia itu.

Seperti pada periode sebelumnya, PSSI tak lepas dari sorotan lantaran kelakuan minor yang diyakini memiliki efek buruk pada prestasi Timnas Indonesia.

Penyelenggaraan kompetisi di berbagai level, perwasitan, kaitan dengan pencalonan kepala daerah, dan sederet kontroversi menjadi hal lain yang harus diperhatikan selain pembinaan pemain yang kelak bermuara pada skuad Garuda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kaitan dengan naturalisasi Jordi, Sandy, dan kelak diikuti Shayne serta usulan dan rekomendasi dari Shin Tae Yong selaku pelatih Timnas Indonesia, maka berarti pria asal Korea Selatan itu tidak menemukan sumber daya manusia mumpuni yang segendang sepenarian dengan target sebagai juru latih Timnas Indonesia.

Kegagalan penyediaan pemain berkualitas merupakan buah busuk dari pembibitan pemain pada tahun-tahun yang lampau.

Jika Mochamad Iriawan dan rekan-rekan di PSSI tidak bisa menyemai talenta-talenta lokal berbakat maka pada tahun yang akan datang berpotensi mengulang apa yang terjadi saat ini. Rezim mendatang bisa jadi akan kembali mendatangkan pelatih asing yang kemudian bakal menemukan kesulitan mencari bakat-bakat lokal, sehingga lagi-lagi berharap naturalisasi menjadi ujung tombak prestasi.

Hal ini sudah terjadi sejak PSSI membuka keran bagi pemain-pemain keturunan. Lebih kurang satu dasawarsa lalu, nama-nama pemain seperti Jhon Van Beukering, Tonnie Cusell,  dan Ruben Wuarbanaran sempat menjadi harapan.

Timnas Indonesia U-16 vs Myanmar pada semifinal Piala AFF U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10//8).Bibit pemain muda di Indonesia tidak kalah secara kuantitas, namun harus terus diasah untuk mendapat level kualitas lebih baik. (Dok. PSSI)

Tidak ada yang salah dengan naturalisasi, yang kacau adalah semata berharap pada naturalisasi guna mengharap piala dan prestasi datang.

Masalah yang juga dirasakan Shin pada saat ini dan belum terpecahkan solusinya adalah stok penyerang haus gol.

Sejak Shin mendampingi Timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia yang berlangsung pada tahun 2021 hingga Kualifikasi Piala Asia pada tengah tahun 2022, tidak ada ujung tombak yang benar-benar tajam. Sosok seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, atau Boaz Solossa masih menjadi standar bomber yang terus dicari padanannya di masa kini.

Banner Testimoni

Dengan kedatangan Jordi dan Sandy yang kemungkinan tak lama lagi, semoga kelak bisa memperkuat Timnas Indonesia pada laga-laga berikutnya. Tetapi singkirkan dulu ekspektasi meraih gelar dengan mudah seperti membalik telapak tangan selama PSSI masih belum benar-benar serius membenahi berbagai aspek yang menunjang kiprah Skuad Garuda di persaingan sepak bola dunia bahkan Asia ataupun Asia Tenggara.

(jun)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER