Proyek islah serupa sebenarnya sudah mulai dirintis The Jak-Bobotoh. Kedua pentolan suporter mereka kerap duduk bareang untuk membicarakan skenario islah.
Hanya saja, perseteruan panjang yang dialami kedua kelompok suporter membuat proses perdamaian masih menemui banyak kendala.
Tokoh The Jakmania, Ferry Indrasjarief, menjadi salah satu sosok yang getol menggaungkan perdamaian The Jak-Bobotoh atau Viking.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa kesempatan, Ferry mengaku terbeban untuk menyudahi pertikaian yang bisa dibilang dimulai di era awal ia menjabat sebagai Ketua The Jakmania. Ia tak mau mewarisi kebencian tak berfaedah itu ke anak cucu.
Pasalnya, konflik The Jak-Viking kerap memakan korban jiwa. Kedua suporter bahkan sering bentrok di area perbatasan Jakarta dan Bandung, bahkan ketika klub kesayangan mereka tidak saling berhadapan.
Oleh sebab itu, kuota 500 tiket bagi Bobotoh di Malang jadi terobosan baru untuk mewujudkan perdamaian dengan Aremania. Jika skenario ini berjalan sukses, Aremania akan disambut serupa di Bandung di putaran kedua.
Jika berjalan lancar, islah Aremania dan Bobotoh bisa jadi inspirasi bagi suporter lainnya. Bahwasannya tak ada yang lebih berharga dari nyawa dan indahnya persaudaraan.
Perdamaian Aremania dan Bobotoh diharapkan bisa membuka jalan bagi komunitas suporter lainnya. The Jakmania bisa berada satu tribun lagi dengan Bobotoh, sementara Aremania juga bisa berdampingan dengan suporter rival mereka, Bonek.
![]() |
Untuk mewujudkan mimpi tersebut, PT LIB dan klub harus menjalin sinergi yang serius dengan kepolisian. Sebab, pengamanan adalah kunci kesuksesan perdamaian suporter.
Polisi di Indonesia tak boleh memandang konflik suporter sebagai kasus sebelah mata. Mereka juga harus berkaca keseriusan penanganan suporter di luar negeri.
Skenario pengamanan laga River Plate vs Boca Juniors di Liga Argentina bisa dijadikan contoh. Rivalitas kedua suporter disebut-sebut sebagai yang terpanas di dunia.
Kedua suporter ini kerap terlibat bentrok parah namun tetap bisa berada di satu tribun berkat skenario apik dari pemerintah Argentina, operator liga, dan tentu saja kepolisian.
Polisi Anti Huru Hara dengan personel banyak selalu dilibatkan dalam skenario pengamanan kedua suporter. Ini menunjukkan keseriusan mereka dalam menjaga hak-hak suporter untuk menyaksikan tim kesayangan mereka masing-masing.
![]() |
Penggunaan personel polisi dengan jumlah banyak di stadion tentu akan memerlukan anggaran yang cukup besar. Namun, itu bisa sebanding untuk meminimalisir risiko korban jiwa.
Sanksi tegas dari operator liga juga sangat diperlukan. Bila perlu, klub disanksi degradasi jika suporter mereka masih melanggar aturan hingga merusak atau bahkan merenggut nyawa lagi.
Satu hal yang pasti, adem rasanya Sam lihat Aremania dan Bobotoh bisa benar-benar islah di Malang pada akhir pekan nanti.
(nva)