Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Indonesia akan kembali menghadapi Curacao dalam agenda FIFA Matchday, Selasa (27/9). Shin Tae Yong perlu bersiasat jika ingin melanjutkan tren positif.
Skuad Garuda sukses memetik kemenangan di laga pertama kontra Curacao. Skor 3-2 mempertegas kualitas Indonesia yang ternyata mampu menandingi tim dengan level yang lebih tinggi.
Tuan rumah memang kebobolan lebih dulu saat pertandingan baru berjalan enam menit, namun Marc Klok dan kawan-kawan berhasil membalikkan keadaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu tak lepas dari buah pemikiran Shin Tae Yong dalam menerapkan taktik. Pemain kunci seperti Marselino Ferdinan dan Saddil Ramdani sengaja dimasukkan bersamaan di awal babak kedua untuk menghadirkan perbedaan.
Gerak-gerik lincah Marselino dan Saddil membuat aliran bola lebih dinamis. Di babak pertama, alur serangan lebih sering datang dari arah sisi sayap. Sementara di babak kedua, para pemain lebih percaya diri mengeksploitasi tengah lapangan dalam membuka peluang.
Indonesia terbukti tampil lebih efektif dibandingkan Curacao. Skuad Garuda berhasil mencatat total 16 tembakan yang sembilan di antaranya tepat sasaran, sedangkan Curacao membukukan 15 tendangan dan hanya tiga yang mengarah ke gawang.
Padahal Indonesia kalah jauh dalam penguasaan bola. Di seluruh babak, Indonesia tercatat tidak pernah menyentuh 40 persen dalam ball possession.
 Marc Klok mencetak gol pertama Indonesia ke gawang Curacao. (Dok. PSSI) |
Pertukaran pemain lebih awal membuat Indonesia punya napas lebih panjang untuk mempertahankan keunggulan hingga pertandingan berakhir. Keputusan itu juga tepat guna lantaran Indonesia membuahkan gol penentu kemenangan lewat sontekan Dimas Drajad di menit ke-56.
Shin Tae Yong membuktikan kualitasnya sebagai pelatih kelas dunia di laga perdana. Juru taktik asal Korea Selatan itu punya peluang membungkam kesombongan pelatih Curacao, Remko Bicentini yang sesumbar belum mengerahkan 100 persen kemampuan timnya melawan Indonesia.
Baca di lanjutan artikel ini di halaman berikutnya>>>
Frasa 'Tidak Ada yang Tidak Mungkin dalam Sepak Bola' berhasil ditanamkan Shin Tae Yong kepada Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan. Peringkat FIFA yang terpaut jauh tidak menjadi halangan dalam memburu kemenangan.
Namun kemenangan di laga pertama hanyalah separuh jalan dalam perjuangan wakil Merah-putih di FIFA Matchday kali ini. Masih ada laga kedua untuk membuktikan siasat Shin Tae Yong benar-benar sukses.
Pelatih asal Korea Selatan itu memasang Pratama Arhan dan Yakob Sayuri lebih ke depan untuk membantu serangan meski berposisi asli sebagai bek sayap. Langkah itu efisien dalam membuahkan gol kedua dan ketiga berkat assist Arhan.
Keputusan Shin Tae Yong memanggil Fachruddin sebagai pemain senior juga sudah tepat. Ketenangan bek 33 tahun itu membawa permainan lini belakang setimnya lebih terstruktur.
Kemampuan overlap Fachruddin membuahkan hasil dalam penciptaan gol kedua. Tandukan bek Madura United itu mampu mematahkan anggapan postur tubuh pemain Indonesia tidak akan mendukung aliran bola di atas kepala.
Shin Tae Yong berhasil membuat anak asuhnya menjalankan peran sesuai arahan. Tidak nampak ada pemain yang terlalu menonjol di lapangan. Itu terlihat dari komposisi pencipta gol yang berasal dari gelandang, bek, dan penyerang.
Di satu sisi, Shin Tae Yong juga perlu awas dengan kejutan dari Curacao di laga kedua. Sebab Curacao tentu akan mengambil pelajaran dari kekalahan di laga pertama.
Kebugaran fisik menjadi salah satu alasan performa pemain Curacao cenderung menurun di babak kedua. Kelelahan usai menempuh perjalanan panjang ke Indonesia menjadi alasan logis Curacao tidak tampil maksimal.
Kekuatan tim arahan Remko Bicentini itu dapat kembali pulih di pertandingan berikutnya. Terlebih lagi Cuco Martina dan kawan-kawan sudah mempelajari gerak-gerik pemain Timnas Indonesia.
 Pratama Arhan jadi salah satu bintang lapangan di Indonesia vs Curacao jilid pertama. (Dok. PSSI) |
Pemain Curacao mungkin akan lebih waspada saat Pratama Arhan ingin melakukan lemparan ke dalam. Begitu juga dengan penjagaan ketat terhadap Dimas Drajad di kotak penalti.
Pada saat yang sama, kebobolan dua kali mengisyaratkan ada kesalahan Timnas Indonesia dalam menahan laju gempuran lawan. Ini menjadi tugas Shin Tae Yong dalam menentukan langkah yang tepat agar hal serupa tidak terulang.
Pertandingan kedua Indonesia vs Curacao adalah momen yang tepat bagi Shin Tae Yong dalam meracik formula mutakhir untuk memetik kemenangan kedua. Terutama untuk memberi menit bermain lebih banyak bagi yang belum mendapatkan jatah.
[Gambas:Video CNN]