Sesepuh Aremania, Anto Baret melakukan orasi selepas acara tahlilan tujuh hari meninggalnya korban Tragedi Kanjuruhan di halaman muka stadion, Jumat (7/10) malam.
Saat itu, Aremania yang sudah siap untuk melakukan long march dari Kanjuruhan diminta tenang sejenak. Anto meminta mereka yang sudah berdiri untuk duduk sebentar.
Seperti mendapat komando dari seorang pimpinan, puluhan Aremania yang sudah berdiri langsung duduk. Bahkan sebagian besar di antaranya yang sudah berada di sisi belakang kerumunan maju lagi ke bagian depan yang kosong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu mengucap salam, Anto mengucap belasungkawa. Lelaki berambut gondrong tersebut meminta semua pihak yang hadir untuk sama-sama mengalunkan doa bagi Aremania Aremania yang gugur pada 1 Oktober. Orasinya pun dimulai.
"Polisi sudah menetapkan tersangka, tapi kayaknya ada rasa, kita bisa merasakan masih ada fakta tersembunyi, tapi masih ada tim investigasi dari pak Mahfud MD yang dibentuk pak Jokowi. Itu harapan kita," kata Anto.
"Mudah-mudahan kesabaran kita ini tidak dilukai. Mudah-mudahan kepercayaan kita ini terhadap hukum tidak dikhianati. Marilah saudara semua, energi kita dijadikan satu untuk ngawal supaya keadilan benar-benar ditegakkan di bumi Arema," ucapnya.
Selanjutnya Anto menyinggung soal gas air mata. Dalam pandangannya gas air mata adalah faktor utama jatuhnya banyak korban. Pintu yang tertutup adalah sebab lain, tetapi soal gas air mata diminta tak disepelekan.
Dalam orasi yang berapi-api itu musisi dan budayawan ini tak lupa meminta semua Aremania tenang. Meski masa berkabung telah selesai, bukan berarti gerakan balasan mulai dilakukan. Ia mengimbau semuanya tertib.
"Coba bayangkan ketika semalam gas air mata malah ga disentuh. Tapi aku minta yo rek yo kita semua kudu tertib, kudu tertib, kudu legowo saudara-saudara kita telah meninggalkan kita. Kalau gak tertib sedih," ucap Anto.
"Ayo rek bareng-bareng, belajar bareng menyikapi kejadian ini. Aku tetap janji karena ini aku pribadi. Kalau sampai fakta ini tersembunyi, fakta terselubung, sampai titik darah penghabisan aku akan ikut mengusut," ucapnya.
Karenanya Anto meminta Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) bekerja keras untuk menegakkan asas keadilan. Menurutnya jangan sampai Aremania dan suporter Indonesia kecewa dengan kinerja mereka sehingga berbuat anarkis.
"Ini ga bisa dipaksa, gak bisa dipenggal. Ini panggilan jiwa. Semoga yang membentuk tim independen ini bener-bener mendengarkan suara kita. Pak Mahfud, pak Jokowi mengetahui bahwa kita ini terluka," kata Anto.
"Mudah-mudahan luka ini tidak makin menganga. Kalau hukum ini benar-benar ditegakkan seadil-adilnya akan menyirami kita. Kita tidak usah berpikir macem-macem. Kita doa dulu, kita berdoa terus. Astagfirullahaladzim," ucapnya.