Pengamat: Tuntutan KLB PSSI Muncul Karena Kepercayaan Publik Rendah

CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2022 19:21 WIB
Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni menilai kepercayaan publik atas kinerja PSSI berada di titik terendah sehingga muncul tuntutan KLB.
Iwan Bule dan pengurus PSSI dituntut mundur karena kepercayaan publik rendah. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni menilai kepercayaan publik atas kinerja PSSI berada di titik terendah sehingga muncul tuntutan Kongres Luar Biasa (KLB).

Tuntutan KLB ini muncul setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini adalah peristiwa yang menelan 135 korban meninggal dunia selepas laga Arema FC versus Persebaya pada 1 Oktober. Polisi pun sedang mengusut peristiwa tersebut.

PSSI dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab oleh sebagian besar kalangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak pihak yang menuntut pengurus PSSI dan 15 Komite Eksekutif (Exco) untuk mundur sebab publik sudah tidak percaya ke federasi.

"Yang jelas kita sebagai orang luar melihatnya saat ini kan trust [kepercayaan] publik rendah. Kalau rendah kan apapun yang dibikin federasi tidak dipercaya publik," kata Kusneani kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/10).

Kusnaeni menilai suka tidak suka PSSI harus melihat suara publik. Pasalnya PSSI, Liga 1, Liga 2, termasuk klub mempunyai nilai tinggi karena publik, dalam hal ini suporter sepak bola Indonesia.

Menurutnya, saat suporter tidak percaya kepada PSSI, maka nilai federasi otomatis akan menurun. Ini bisa berdampak pada kesuksesan PSSI menjalin hubungan dengan pemerintah, sponsor, dan pihak internasional yang memantau dari media sosial.

"Sebetulnya penting sekali kepengurusan itu memiliki kepercayaan dari publik, pemerintah, stakeholder, rekan bisnis, dan dunia internasional. Itu penting sekali karena publik yang membuat sepak bola kita sangat dihormati dunia," katanya.

"Hingar bingar suporter, antusiasmenya, itu yang luar biasa. Peran publik itu besar sekali untuk membangun image yang positif. Nah sekarang kepercayaan publik itu sekarang berada dalam posisi yang cukup rendah," ucap Kusnaeni.

Lelaki yang biasa disapa Bung Kus ini menjelaskan, secara aturan KLB hanya bisa digelar jika diinginkan 50 persen pemilik suara (voters). Karenanya voters PSSI harus melihat suara publik sebagai cerminan kondisi organisasi.

"Kalau menurut teori organisasi, dibutuhkan perubahan besar. Perubahan besar yang dibutuhkan itu ya pergantian kepemimpinan. Itu kalau menurut teori organisasi, manajemen perubahan," kata Kusnaeni pada Kamis (27/10) sore.

"Mungkin dengan adanya perubahan kepemimpinan, kepercayaan publik akan naik. Tapi masalahnya, pengalaman di tingkat kepemimpinan sejauh ini tidak mampu memberikan perubahan yang signifikan," ujarnya menambahkan.

Berkaca dari sejarah KLB sering tidak memberi dampak signifikan. KLB sering kali hanya menghasilkan keributan voters dan pergantian pucuk pimpinan, sedang di level lainnya masih diisi orang-orang lama.

[Gambas:Video CNN]



(abs/abs/rhr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER