Carlos Queiroz mengatakan ada waktu dan tempat yang pas untuk menggunakan sepak bola agar berdampak pada dunia seperti memberikan bola kepada anak-anak miskin di Afrika.
"Kami memiliki solidaritas dengan tujuan kemanusiaan di seluruh dunia. Anda berbicara tentang hak asasi manusia, rasisme, anak-anak yang meninggal di sekolah dengan penembakan, kami memiliki solidaritas dengan semua penyebab itu. Tapi di sini misi kami adalah membawa senyum kepada semua orang selama 90 menit," ucap Queiroz.
Sebelumnya, AS beralasan menghapus simbol berbentuk frase Allah itu sebagai bentuk dukungan untuk pengunjuk rasa di Iran. Tak cuma itu, AS berdalih hal itu dilakukan sekaligus menunjukkan dukungan bagi perempuan di Iran yang memperjuangkan hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Federasi sepak bola Iran telah menyampaikan protes kepada komite etik FIFA. Mereka mengatakan AStidak menghormati bendera nasional Republik Islam Iran yang telah diresmikan sejak 1980 tersebut.
Lambang tersebut dirancang oleh Hamid Nadimi, dan secara resmi disetujui oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei, pendiri Republik Islam Iran pada tanggal 9 Mei 1980.
"Menurut pasal 13 aturan FIFA, siapapun yang menyinggung martabat atau integritas suatu negara, seseorang atau sekelompok orang akan dikenai sanksi skorsing setidaknya sepuluh pertandingan atau periode tertentu, atau tindakan disipliner lain yang sesuai," ungkap Federasi Sepak Bola Iran melalui penasihat hukumnya.
![]() |
Federasi AS, ungkapnya, telah "menghapus simbol Allah" dari bendera Iran. Simbol itu diketahui disusun melalui empat kurva/bentuk sabit dan pedang. Simbol itu mengisyaratkan tentang kemuliaan syahid dan menegaskan keimanan "Tidak ada Tuhan selain Allah. "
Sementara itu, FIFA menolak untuk berkomentar, tetapi sejumlah sumber menyebut sanksi untuk AS agak sulit diterapkan.
Terkait dengan laga Iran vs AS nanti malam, 48 jam sebelum pertandingan dimulai, otoritas Qatar dan FIFA masih menolak untuk memberikan jaminan bahwa pendukung Iran yang memprotes hak asasi manusia tidak akan dilarang oleh penjaga keamanan untuk mengenakan kaus bertuliskan "Woman, Life, Freedom".
Kalimat itu menjadi seruan bagi pengunjuk rasa mendukung peristiwa seorang wanita Kurdi-Iran berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang meninggal di rumah sakit usai berada di dalam tahanan polisi.
Seperti diketahui, aksi protes di Iran telah menewaskan sedikitnya 450 orang, dan lebih dari 18 ribu orang ditangkap, menurut Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok advokasi setelah demonstrasi.
(mts/mts/rhr)