Namun, perjalanan karier profesional pemain timnas Jepang bernomor punggung delapan itu tak sepenuhnya mulus.
Ritsu Doan dibesarkan di kota Amagasaki, di sebelah barat Osaka. Kakak Doan merupakan seorang pengggila sepak bola. Doan kemudian mengikuti jejak kakaknya itu.
Doan kecil mendapatkan dorongan utama di sekolah dasar. Hingga kemudian, Doan menerima tawaran dari beberapa klub besar saat remaja dan memilih Gamba Osaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doan menjadi bagian dari generasi emas yang memenangkan treble pertama klub di level U-15 pada 2012.
Doan melakukan debut seniornya pada Mei 2015 di usia 16 tahun 344 hari. Saat itu, ia memenangkan atas FC Seoul di Liga Champions Asia dengan skor 3-2.
Selang seminggu, Doan menjadi pemain termuda dalam sejarah klub yang bermain di Liga J1, melawan Kashima Antlers.
Secara keseluruhan, Doan mencetak empat gol dalam 25 penampilan senior untuk Osaka. Gol pertama dibuat saat penampilan perdana di Liga Champions Asia pada 2017, dengan hasil imbang 3-3 melawan Adelaide United.
Dinobatkan sebagai Asian Youth Player of the Year 2016, Doan juga tampil mengesankan di FIFA U-20 World Cup 2017. Ia mencetak tiga gol untuk membantu Jepang mencapai babak sistem gugur.
Setelah itu, sejumlah klub di daratan Eropa mulai menunjukkan ketertarikan pada Doan. Ia pun meneken kontrak ke FC Groningen pada 2017.
Doan tampil mengesankan di musim perdananya di Eredivisie, dengan mencetak sembilan gol dan empatassist dalam 29 penampilan.
Selama berseragam FC Groningen, Doan mencetak 16 gol dan tujuh assist dalam 66 caps. Setelah itu, Doan pindah ke PSV Eindhoven pada musim panas 2019.
Namun, Doan mengalami kesulitan beradaptasi dengan gaya bermain PSV Eindhoven hingga akhirnya pindah Arminia Bielefeld pada September 2020. Doan merupakan pencetak gol terbanyak bersama Bielefeld dengan lima gol.
Di Bielefeld, Doan berduet dengan penyerang tengah Fabian Klos dan membuat tiga assist. Setelah itu, Doankembali ke PSV Eindhoven dan kini bergabung ke SC Freiburg.
(mts/mts/rhr)