Timnas Indonesia akan kembali berhadapan dengan Burundi pada pertandingan uji coba kedua kalender internasional di Stadion Patriot pada Selasa (28/3).
Ini bakal menjadi pertandingan yang tidak mudah.Buktinya tim asuhan Etienne Ndayiragije tersebut bisa menyulitkan Asnawi Mangkualam Bahar dan kawan-kawan pada pertandingan pertama.
Setelah tampil kepayahan pada babak pertama, Burundi bangkit pada babak kedua. Meski akhirnya tetap kalah 1-3, Burundi bisa mengimbangi tekanan tuan rumah. Itu terlihat dari statistik laga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah umpan silang dan tembakan misalnya, sama tinggi. Pada laga tersebut Indonesia melepas 12 tembakan, sedang Burundi 13. Adapun jumlah umpan silang Indonesia 15 dan Burundi 13.
Ndayiragije, dalam jumpa pers selepas laga pertama, menyebut tim asuhannya akan berupaya membalas kekalahan pada pertandingan kedua. Ndayiragije percaya diri setelah kalah.
Karakter permainan Indonesia yang mengandalkan serangan sayap cepat lewat pemain-pemain lincah, sudah bisa diantisipasi. Sebaliknya kolektivitas Burundi jadi kekuatan di laga tersebut.
Menjelang pertandingan kedua Shin sepertinya harus menajamkan efektivitas dan klinisitas umpan silang. Selama menangani Indonesia, persentase umpan silang tinggi, tetapi kurang efektif.
Gol Yakob Sayuri ke gawang Burundi, yang diawali umpan silang matang Stefano Lilipaly, adalah bukti ada potensi besar dari umpan silang. Crossing bisa jadi senjata mematikan.
Kekuatan winger pada era kepelatihan Shin memang agak bergeser. Kini permainan Indonesia mengandalkan sosok bek sayap sebagai modul serangan dengan formasi 3-4-3 atau 5-2-3.
Tiga dari dua pemain yang diajukan Shin untuk dinaturalisasi adalah bek sayap. Shin butuh pemain dengan potensi lebih besar dari Asnawi dan Pratama Arhan sebagai langganan full back.
Bukan untuk menyingkirkan keduanya, tetapi sebagai cambuk bagi pemain yang merumput di kompetisi kasta kedua Korea Selatan dan Jepang ini. Asnawi dan Arhan diminta terus mengasah bakat.