Jimmy Napitupulu enggan menjawab secara gamblang soal rumor mafia wasit di Indonesia. Namun ia setuju kasus mafia wasit harus dibongkar ke akar-akarnya jika memang benar-benar terjadi.
"Saya tidak mendengar soal ini karena saya tidak ada berada di dalam [Komite Wasit PSSI]. Cuma sebenarnya kita bisa lihat secara teknis saja di lapangan. Gampang, kok," ujarnya.
Dijelaskan Jimmy, menilai keputusan wasit yang 'main mata' bisa dianalisis lewat tayangan video. Wasit bisa dianggap lumrah melakukan kesalahan jika pandangannya terhalang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya integritas wasit bisa dipertanyakan jika membuat keputusan salah yang fatal padahal insiden tersebut terjadi di jarak pandang ideal.
Jimmy berharap Ketua Umum PSSI terpilih, Erick Thohir, mau serius membenahi masalah perwasitan di Indonesia. Jika tidak, kualitas kompetisi Indonesia ikut tercoreng karena kualitas wasit yang merosot.
"Tunjuk Exco dan Komite Wasit yang benar, kemudian panggil perwakilan wasit. Perintahkan dengan tegas jangan ada permainan. Kalian oke ya dipromosi, tidak bagus ya degradasi. Tegas saja! Toh, honor mereka sudah tinggi."
"Kemudian tingkatkan sumber daya wasit dengan mendatangkan instruktur yang betul-betul dari luar [FIFA]," kata Jimmy menguraikan.
Selain itu PSSI juga diimbau untuk mengontrak anggota komite wasit secara profesional. Dengan imbalan yang setimpal, maka budaya 'upeti' ke komite wasit bisa dihilangkan.
"Pertama tunjuk Komite Wasit yang betul-betul paham masalah wasit. Kalau bisa, anggota komite wasit itu digaji biar profesional. Jadi jangan ada lagi rumor kasih upeti seperti yang terdengar selama ini. Teken kontrak, bikin perjanjian di atas materai biar jangan ada fitnah."
"Yang jadi topik hangat kan, kasih upeti ke komite wasit biar sering dikasih tugas pimpin pertandingan. Faktor kedekatan dihilangkan," ucap Jimmy.
![]() |
Jimmy berharap wasit Indonesia lebih baik dari sebelumnya. Perangkat pertandingan di lapangan hijau harus berani menunjukkan integritas dalam kondisi apapun, begitu juga dengan PSSI.
"Selama PSSI enggak tegas, ya gini-gini aja kita!" cetusnya.
Head of Referee Department PSSI, Andes Lestyanto, membantah rumor 'upeti' yang sudah lama membudaya di PSSI. Selama menjabat, Andes mengaku tak pernah mendengar apalagi jadi penerima 'uang pelicin' dari wasit-wasit yang ditugaskan.
"Selama ini saya tak pernah mendengar apalagi menerima istilah upeti itu. Kalau memang ada bukti transfer, dibuka saja sekalian selama tujuannya untuk memperbaiki perwasitan di Indonesia," cetus Andes.
![]() |
Andes juga menegaskan seluruh akomodasi wasit mulai dari tiket, honor, uang makan, dan lain-lain tak lagi ditanggung tuan rumah. Semua pengeluaran itu ditanggung operator kompetisi, Liga Indonesia Baru.
"Ini sebuah upaya untuk meminimalisir dugaan praktik mafia wasit. Jangan lupa juga bahwa PSSI pun pernah bekerja sama dengan satgas mafia wasit."
"Kami aware adanya potensi dugaan mafia wasit di luar komite wasit. Tapi fokus PSSI adalah bekerja di dalam departemennya. Komite wasit bekerja memantau kinerja wasit dengan fair dan ini menjadi konsekuensi. Tanpa ada protes dari klub ataupun video viral, kami tetap bekerja untuk mengevaluasi kerja mereka," ucap Andes.
(har)