Jika kutukan memang ada di sepak bola, itu semata untuk dihancurkan, dan Timnas Indonesia U-22 berpotensi merusak preseden SEA Games itu.
Ini tak lain karena sumber daya pemain yang ada saat ini lumayan melimpah. Kendati situasi sepak bola Indonesia tak begitu baik, kualitas pemain muda di bawah 22 tahun ini menjanjikan.
Pertama ada generasi emas saat juara Piala AFF U-19 2018. Beberapa pemain dari generasi itu makin berkembang dan terlihat memuaskan ekspektasi Indra Sjafri selama masa seleksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, beberapa nama dari generasi tersebut sudah rutin membela Timnas Indonesia. Mereka itu di antaranya Rizky Ridho, Witan Sulaeman, hingga Ramadhan Sananta.
Jam terbang mereka bersama Merah Putih niscaya meningkatkan kepercayaan diri para pemain. Jika mentalitas pemain dipoles dengan matang oleh Indra, potensi meraih emas sangat terbuka.
Beberapa pemain juga pernah mendapat sentuhan panjang Shin Tae Yong di Kroasia. Nama-nama seperti David Maulana, Irfan Jauhari, dan Braif Fatari pernah dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20 2021.
Sejumlah pemain juga sempat mengikuti program pelatihan di Inggris dan Italia dalam program Garuda Select. Sedikit banyak kualitas dan mentalitas pemain terkatrol.
Skuad Indonesia U-22 bisa makin mentereng lagi jika pemain seperti Elkan Baggott yang berkarier di Inggris dan Pratama Arhan di Jepang bisa dilepas klub untuk ambil bagian.
Yang terbaru, Indra juga memanggil eks pemain Indonesia U-20 yang batal tampil di Piala Dunia U-20 2023. Beberapa pemain dipanggil untuk mengikuti seleksi kelayakan dari Indra.
Dengan semua latar belakang para pemain selama lima tahun terakhir, tak salah kiranya jika medali emas sangat realistis diraih. Namun ini semua tergantung pula dari sentuhan Indra Sjafri.
Indra pernah meraih gelar juara Piala AFF U-19 2013 dan Piala AFF U-22 2019, dan bukan tak mungkin kutukan SEA Games terpatahkan. Apakah sentuhan dingin dan garis tangan Indra masih bertuah?
(nva)