Jakarta, CNN Indonesia --
Manchester City akan melawan Manchester United pada final Piala FA di Stadion Wembley, Sabtu (3/6) malam WIB.
Kemenangan di final Piala FA ini bakal melengkapi susunan puzzle The Citizens menuju treble perdana mereka.
Pep Guardiola masih belum kapok mencoba peruntungan demi gelar gelar Liga Champions perdana bersama Manchester City. Gagal pada edisi 2021 tak membuat pelatih asal Spanyol itu menyerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua musim berselang, Guardiola kembali berhasil membawa timnya selangkah menuju kejayaan. Usai menjuarai Liga Inggris, City kini menatap dua trofi lainnya, Piala FA dan Liga Champions usai menapak partai final dua kompetisi tersebut.
Status treble winners otomatis jadi ambisi. Guardiola tentu tak hanya ingin membawa Man City sebagai peraih treble winners domestik pada 2019 lalu.
Selain itu, ada pencapaian individu Guardiola jika berhasil treble musim ini. Ia bakal jadi pelatih pertama yang meraih treble Eropa dua kali setelah berjaya bersama Barcelona pada musim 2008/2009.
Bagi klub, menyabet status treble berarti menyamai pencapaian Manchester United pada 1998/1999 silam. Artinya, hanya akan ada dua tim Inggris yang pernah menyentuh kesuksesan ini dan mereka sama-sama berbasis di kota yang sama.
Sepanjang musim 2022/2023, perjalanan Kevin de Bruyne dan kawan-kawan terbilang cukup berliku. Meski secara teknis di lapangan hampir tanpa kendala, klub yang dimiliki konglomerat Uni Emirat Arab itu nyaris terjungkal karena terjerat kasus pelanggaran finansial.
Man City dianggap gagal memberikan laporan keuangan yang akurat sejak 2009. Ancaman degradasi hingga penarikan enam gelar Liga Inggris sempat berada di depan mata sebelum pihak klub menang banding di Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS).
Kemenangan City di meja hijau membawa angin segar di lapangan hijau. Manchester Biru sukses menyikut Arsenal dalam persaingan titel Liga Inggris dan sedang menerjang final dua kompetisi prestisius.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Mimpi treble hanya akan terwujud dengan kemenangan. Tim asuhan Pep Guardiola masih butuh dua keping puzzle trofi untuk melengkapi tekad mereka.
Melawan MU adalah rintangan terdekat bagi Erling Haaland dan rekan-rekan. Berhadapan dengan rival satu kota tentu bukan perkara mudah jika melihat rekam jejak kedua klub terutama dalam satu dekade terakhir.
MU tentu tak ingin status satu-satunya klub Inggris peraih treble terhapus oleh tetangganya sendiri. Ambisi mengganggu mimpi rival bakal jadi tujuan tim besutan Erik ten Hag.
Tak hanya itu, Ten Hag juga sedang berusaha mempertahankan kepercayaan publik dengan gelar. Satu trofi Piala Liga Inggris plus Piala FA bakal jadi penegas bahwa pelatih asal Belanda itu adalah orang yang tepat 'mengobati' MU, terutama di tengah adu gengsi dengan Man City.
Sejak City menyingkirkan MU pada perebutan gelar Liga Inggris 2011/2012, pertandingan kedua klub tak pernah lepas dari sorot perhatian. Derby Manchester selalu jadi sorotan dan meninggalkan sederet jejak cerita.
Head to head kedua kubu masih menunjukkan dominasi untuk MU dengan torehan 78 kemenangan, sedangkan City baru 58 kemenangan. Namun selama satu dekade terakhir, City lebih unggul dengan 13 kali menang berbanding 10 kemenangan untuk MU di semua ajang.
Kecenderungan perbaikan head to head lawan MU membuat City sedikit lebih diunggulkan. Status juara Liga Inggris, plus segudang pemain bintang jadi alasan kuat bagi The Citizens memenangkan Piala FA musim ini.
Stok pemain juga mengambil peran penting jelang pertandingan. Sejauh ini, hanya Nathan Ake yang dipastikan absen membela City akibat cedera hamstring. Sementara MU ada Lisandro Martinez, Marcel Sabitzer, Donny van de Beek, dan Tom Heaton.
Erik Ten Hag perlu berpikir lebih keras untuk menyusun formula yang tepat. Barisan pertahanan jadi salah satu persoalan The Red Devils karena kerap berganti-ganti duet bek tengah.
Selain itu, ketajaman lini depan MU juga tak begitu memuaskan. MU adalah tim enam besar Liga Inggris dengan gol paling sedikit musim ini. Berbanding terbalik dengan Man City sebagai klub paling produktif di klasemen.
Kehadiran Erling Haaland sebagai ujung tombak tentu jadi ancaman lini belakang MU. Bomber asal Norwegia itu diprediksi bakal dipasang sejak menit awal dan bukan tak mungkin jadi penentu kemenangan.
[Gambas:Video CNN]