Jakarta, CNN Indonesia --
Grafik performa yang terus menurun di MotoGP membuat Marc Marquez selalu dihubung-hubungkan dengan karma terhadap Valentino Rossi. Apakah karier keemasan Marquez benar-benar sudah berakhir?
Sejak mengalami cedera parah pada MotoGP Spanyol 2020, Marquez tidak pernah benar-benar bangkit. Empat kali operasi sudah dijalani The Baby Alien sejak mengalami cedera humerus di Sirkuit Jerez, tapi kita tidak pernah bisa melihat Marquez yang dulu lagi.
Sepanjang MotoGP 2020, Marquez tidak pernah ikut balapan dan absen lama. Tapi absen lama lebih dari satu tahun juga tidak membantu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marquez memang masih mampu meraih tiga kemenangan di MotoGP 2021. Namun kombinasi antara buruknya sepeda motor RC213V dan rangkaian kecelakaan hebat di MotoGP 2022 dan MotoGP 2023, Marquez benar-benar terpuruk saat ini.
MotoGP 2023 bisa jadi musim terburuk Marquez sepanjang kariernya di kelas primer Grand Prix. Hingga paruh musim ini Marquez belum pernah finis dari tiga balapan Grand Prix, meski mampu meraih podium ketiga di Sprint Race MotoGP Portugal.
Terakhir Marquez lima kali mengalami kecelakaan di MotoGP Jerman. Kondisi itu membuat rider 30 tahun tersebut mengalami retak tulang di bagian jari dan rusuk. Alhasil Marquez memutuskan untuk mundur dari balapan MotoGP Belanda 2023, Minggu (25/6).
"Secara mental atau fisik? Ya, keduanya, tidak terlalu bagus. Secara fisik dia jelas kesakitan. Dari sudut pandang mental, dia tidak bahagia sama sekali. Dia memiliki banyak masalah," ujar Direktur Tim Repsol Honda Alberto Puig.
Grafik performa menurun Marquez sebenarnya sudah terjadi sejak MotoGP 2022. Pengoleksi enam gelar juara dunia MotoGP itu kali terakhir meraih kemenangan di MotoGP Emilia Romagna pada 24 Oktober 2021.
[Gambas:Video CNN]
Tapi baru kali ini Marquez benar-benar terpuruk, seiring tidak kompetitifnya sepeda motor Honda RC213V.
Menariknya kondisi Marquez saat ini banyak dihubungkan, terutama mereka penggemar Valentino Rossi, sebagai bentuk karma terhadap apa yang dilakukan The Baby Alien terhadap The Doctor.
Tidak sedikit penggemar Rossi di media sosial yang menyebut kondisi Marquez di MotoGP saat ini adalah 'karma' dari insiden yang terjadi di MotoGP 2015, ketika Marquez dituduh menggagalkan gelar juara dunia ke-10 Rossi.
Lalu apakah benar Marquez terpuruk di MotoGP karena karma?
Bersambung ke halaman kedua >>>
Selalu akan ada pihak yang berusaha menghubung-hubungkan kondisi Marc Marquez dengan sebuah karma terhadap Valentino Rossi di MotoGP. Terlebih Rossi juga pernah 'didepak' Honda usai MotoGP 2003.
Pernyataan karma terhadap Rossi sepertinya tidak akan pernah hilang dari bayang-bayang Marquez. Tapi untuk mengatakan Marquez terpuruk di MotoGP karena sebuah karma, artinya meremehkan kualitas dan kemampuan pembalap Repsol Honda itu.
Marquez bisa dibilang terpuruk karena kombinasi yang sangat 'mematikan': Cedera dan kondisi sepeda motor Honda RC213V yang sangat buruk.
Melihat pembalap Honda lainnya, hanya Alex Rins yang mampu meraih kemenangan untuk Honda sejak kali terakhir Marquez menjadi pemenang MotoGP Emilia Romagna 2021.
Artinya Honda masih benar-benar mengandalkan Marc Marquez sebagai pembalap utama. Dengan demikian sumber informasi untuk mengembangkan Honda RC213V masih mayoritas berdasarkan masukan dari Marquez.
Di sinilah letak blunder Honda. Ketika pembalap utama mereka lebih banyak absen karena cedera, Honda tidak mempercayai pembalap lain untuk mengembangkan motor. Hasilnya pembalap lain tidak mampu ikut membantu meraih kemenangan.
"Terkadang apa yang diucapkan pembalap top atau pembalap juara bukanlah fakta, karena talenta mereka berhasil menutupi masalah yang ada di sepeda motor. Secara paradoks, untuk mengembangkan sebuah proyek dengan baik, Anda harus mendengarkan semua suara, semua pembalap," ujar bos Ducati Corse Gigi Dall'Igna.
Karier Marquez di MotoGP masih panjang. Pembalap asal Cervera, Spanyol, itu masih 30 tahun. Dia masih punya setidaknya lima tahun masa keemasan sebelum pensiun.
[Gambas:Video CNN]
Kunci bagi Marquez untuk bangkit adalah perencanaan yang matang. Seperti apa Marquez melihat kariernya dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Pertama tentunya Marquez harus fokus mengembalikan kondisi fisiknya agar 100 persen pulih dari cedera.
Sudah banyak cerita di mana pembalap bintang langsung meredup usai mengalami cedera hebat. Tapi tidak sedikit pula yang mampu melakukan comeback luar biasa di MotoGP, seperti Jorge Lorenzo di 2013 atau Rossi di musim 2010.
Jika mampu menyelesaikan masalah fisik, Marquez tinggal menentukan masa depan. Bertahan di Honda usai kontraknya berakhir pada 2024 tetap harus menjadi opsi utama, selamat tim asal Jepang itu bisa memberi sepeda motor yang kompetitif.
[Gambas:Photo CNN]
Tapi jangan mengesampingkan peluang Marquez meninggalkan Honda demi menyelamatkan kariernya. Karena Honda diprediksi baru akan bisa mengimbangi Ducati dalam dua atau tiga tahun ke depan.
Satu yang pasti, Marquez seharusnya bisa tampil cepat dengan sepeda motor apapun, mau itu KTM ataupun Ducati.