ANALISIS

Menggugat Kesadaran Saat Indonesia Terkapar Didekap Kekalahan

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 28 Agu 2023 19:07 WIB
Hasil buruk di Kejuaraan Dunia tidak lantas bakal selaras dengan hasil di Olimpiade tahun depan. Namun kekhawatiran pantas diapungkan.
Fajar/Rian kalah di babak awal Kejuaraan Dunia 2023. (Arsip PBSI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sehancur-hancurnya hasil Tim Badminton Indonesia di Kejuaraan Dunia 2023, tidak akan ada yang bisa menjamin bahwa Indonesia sudah pasti gagal di Olimpiade Paris 2024. Namun pada titik ini, kekhawatiran pantas untuk diapungkan.

Tim Badminton Indonesia gagal meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2023. Hal ini berarti Tim Badminton Indonesia sudah tidak meraih emas dalam tiga edisi terakhir Kejuaraan Dunia, termasuk di 2021 saat PBSI memutuskan menarik diri dari keikutsertaan pada Kejuaraan Dunia yang waktu itu digelar di Huelva, Spanyol.

Indonesia bukan sekadar gagal namun terkapar tak berdaya. Hanya Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva yang bisa melaju ke partai puncak sedangkan wakil-wakil lainnya habis tak bersisa sebelum babak semifinal berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pukulan paling telak tentu dialami oleh nomor ganda putra. Sebagai nomor yang paling diandalkan, wakil-wakil ganda putra terjungkal di babak-babak awal.

Hasil itu semakin mempertegas situasi krisis yang dialami jagoan-jagoan ganda putra. Hasil buruk sejak Race to Olympics dimulai berlanjut di Kejuaraan Dunia 2023.

Hal serupa juga terjadi di nomor tunggal putra. Jonatan Christie yang jadi unggulan kelima sudah tumbang di langkah awal. Ketiadaan Anthony Ginting yang absen lantaran masih dalam suasana berkabung turut membuat nomor tunggal putra kehilangan ujung tombak andalan.

Pada nomor ganda campuran, tiga wakil yang ada tidak mampu menembus barisan papan atas di sektor ganda campuran. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati sama-sama terhenti di babak 16 besar.

Sedangkan Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri juga belum bisa melangkah lebih jauh dari batas-batas kekuatan di atas kertas. Sebagai unggulan kedelapan, Gregoria bisa melenggang ke perempat final tetapi kemudian tumbang ketika bertemu Akane Yamaguchi untuk perebutan tiket semifinal.

Cerita kegagalan demi kegagalan yang terjadi di Copenhagen sepanjang pekan kemarin jadi kabar tak mengenakan yang terus-menerus berdatangan.

Dengan kondisi Olimpiade Paris 2024 berlangsung tahun depan, wajar bila kekhawatiran akan kembali putusnya tradisi emas muncul ke permukaan.

Namun seperti yang disampaikan di awal, segala macam kegagalan yang dialami Tim Badminton Indonesia di Kejuaraan Dunia, bahkan bila kembali gagal di turnamen-turnamen berikutnya tahun ini dan tahun depan, tidak akan pernah bisa memunculkan keyakinan 100 persen bahwa Indonesia bakal gagal di Olimpiade Paris 2024.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Hitung Mundur Menuju Olimpiade

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER