Jakarta, CNN Indonesia --
Kemenpora RI menggelar mediasi antara PP PBVSI dengan Rivan Nurmulki di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (11/9). Berikut hasil mediasi PBVSI dan Rivan.
Dalam surat undangan yang diterima CNNIndonesia.com, agenda mediasi sedianya berlangsung pada pukul 13.00 WIB. Namun karena Menpora RI Dito Ariotedjo harus menghadiri acara lain, mediasi molor sekitar satu jam.
Rivan sudah tiba di kantor Kemenpora selepas azan dzuhur. Begitu juga dengan pengurus PBVSI yang diwakili oleh Bambang Suedi selaku dewan pengawas dan Loudry Maspaitella sebagai wakil kepala bidang prestasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses mediasi berlangsung kurang lebih 90 menit. Pada pukul 15.30 WIB, seluruh pihak yang bersangkutan kecuali Menpora Dito Ariotedjo turun ke lobi kantor Kemenpora. Awalnya Rivan menolak permohonan wawancara para pewarta yang sudah menunggu.
Pihak pertama yang meladeni wartawan adalah Dewan Pengawas PBVSI Bambang Suedi. Ia menyampaikan hasil mediasi yang menurutnya berlangsung santai tanpa ketegangan apapun.
Berikut hasil mediasi PBVSI dengan Rivan Nurmulki bersama Menpora:
1. PBVSI Sebut Rivan Bersalah karena Mangkir dari Timnas Voli Indonesia
Bambang menyatakan Rivan bersalah karena mangkir dari kegiatan Timnas Voli Indonesia untuk Kejuaraan Asia di Iran yang berlangsung 19-26 Agustus lalu.
"Yang tidak mau berangkat [ke Iran] itu Rivan sendiri. Dia tidak mau karena tidak cocok dengan tim pelatih. Yang kedua istrinya mau melahirkan, lalu ketiga dia sedang menjalani sidang kode etik di kepolisian," kata Bambang.
Namun PBVSI mendapati Rivan membela tim Kalimantan Timur di Kapolri Cup yang berlangsung 4 Agustus sampai 2 September. Di sanalah, kata Bambang, letak kesalahan pemain berposisi opposite hitter itu.
"Satu hal bahwa dia sudah dikontrak oleh Kapolda Kaltim untuk main di Kapolri Cup sedangkan dalam aturan AD/ART, pemain timnas tidak boleh main di situ karena persiapan Asian Games, tapi ternyata dia main," ucap Bambang.
Bersambung ke halaman berikutnya...
2. PBVSI Mempertimbangkan Sanksi untuk Rivan
Oleh karena itu, PBVSI sedang mempertimbangkan sanksi untuk Rivan Nurmulki. Saat ditanya soal kemungkinan hukuman, Bambang Suedi menyebut Rivan terancam hukuman terberat berupa larangan bermain selama satu tahun untuk timnas dan level profesional.
"Belum ada sanksi, nanti ada sidang kode etik melalui mediasi lagi di PBVSI. Yang penting kariernya tidak boleh putus, kami sayang dengan dia," ujar Bambang.
"Belum ada hitter sebagus dia. Kami sayang sama dia tapi dia sendiri yang begini. Paling tidak [sanksinya] tidak boleh main satu tahun. Di tarkam masih bisa, kalau Proliga mungkin tidak bisa," lanjutnya.
Bambang juga menegaskan Rivan tetap tidak bisa tampil di Asian Games. Alasannya adalah pemusatan latihan di Surabaya sudah berlangsung dan Timnas Voli Indonesia akan segera berangkat dalam waktu dekat.
"Iya [tidak main di Asian Games]. Karena persiapannya sudah [berjalan]," kata Bambang.
[Gambas:Photo CNN]
3. Rivan Puas dengan Hasil Mediasi
Tetapi akhirnya Rivan mau meladeni wartawan untuk mengungkapkan hasil mediasi. Atlet 28 tahun itu mengaku puas dengan hasil mediasi.
"Ya puas, masih nunggu sih, kan ada keputusan lagi gimananya," ucap Rivan mengawali pembicaraan.
Rivan juga mengaku memilih pasrah menanti hasil sidang oleh PBVSI.
"Masih menunggu sih, kan ada keputusan lagi nanti bagaimananya. Cuma kalau itu tadi salah, legowo saja kalau memang jadi masalah," ujar Rivan, Senin (11/9).
Rivan mengisyaratkan tidak tahu-menahu soal pelanggaran regulasi yang disebutkan PBVSI. Ia menganggap, keikutsertaannya di Kapolri Cup semacam 'Tarkam' yang tak menyalahi aturan.
"Waktu itu pikiranku, teman-temanku yang ada di sana [Kejuaraan Asia di Iran], aku kan ikut [turnamen] di dalam negeri. Enggak tahu juga kalau memang ini [dinyatakan salah]," ucap Rivan.
"Ya, ada teguran [dari PBVSI] seperti 'Enggak usah main'. Begitu saja cuma tidak ada alasannya. Saya kan kerjanya main voli," kata Rivan menambahkan.
[Gambas:Video CNN]