Project Lead Hawk-Eye Innovations sekaligus instruktur Video Assistant Referee (VAR) Lewis Watterson terkejut dengan perkembangan pesat di Indonesia jelang penggunaan VAR di Liga 1 2023/2024.
Hal itu ia sampaikan dalam pelatihan Replay Operator (RO) yang digelar PT Liga Indonesia Baru (LIB) di Jakarta, Kamis (16/11). Sebanyak 22 RO menjalani lokakarya atau workshop cara mengutak-atik tayangan ulang ketika VAR sedang dipakai di pertandingan.
"Sangat baik, saya sangat terkejut dengan perkembangan dari peserta yang saya pikir tadinya akan lambat karena ada batasan bahasa. Mereka sangat memahami pelajaran dan kerap bertanya tentang topik yang sedang dibahas," kata Lewis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia optimistis VAR sudah bisa dipakai tepat waktu, yakni pada Februari 2024 mendatang. Menurutnya teknologi VAR bisa memberikan keputusan yang lebih adil untuk kompetisi profesional di Indonesia.
"Ya tentu saja, video [VAR] akan jadi bukti kuat untuk membuat keputusan dan ini akan sangat membantu untuk Indonesia," ujarnya.
Di satu sisi, Lewis juga mengungkap tantangan melatih para RO yang nantinya bakal bertugas di lapangan. Kendala bahasa jadi salah satu rintangan yang harus dijalani oleh Lewis karena dirinya berasal dari Liverpool.
"Tentu ada batasan di bahasa karena saya Scouser, tapi kami berusaha menyeimbangkan bahasa Inggris kami. Kami memulai dari hal-hal dasar kemudian bertambah tingkatannya," ucapnya.
VAR direncanakan menjadi bagian dari Liga 1 selama empat musim dimulai dari edisi 2023/2024. Artinya, teknologi penunjang wasit itu bakal dipakai di kompetisi kasta tertinggi hingga musim 2027/2028 mendatang dengan anggaran Rp100 miliar.
(ikw/nva)