Jakarta, CNN Indonesia --
Rest in peace (RIP) Indonesia. Begitu ramalan salah satu akun media sosial Vietnam soal hasil undian Piala Asia U-23 2024. Timnas Indonesia U-23 bakal tamat.
Komentar itu ditulis setelah Indonesia tergabung di Grup A Piala Asia U-23 2024 bersama Qatar (tuan rumah), Yordania, dan Australia. Indonesia dianggap tak punya peluang lolos.
Piala Asia U-23 2024 akan berlangsung di Qatar pada 15 April hingg 3 Mei 2024. Benarkah peluang Indonesia lolos dari Grup A sangat tipis? Bisakah Indonesia membuat kejutan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat dari ranking FIFA, tak salah. Indonesia di posisi ke-145, sedangkan Australia di urutan ke-27, kemudian Qatar di peringkat ke-61, dan Yordania di tangga ke-82.
Namun ranking FIFA tak bisa menjadi acuan utama. Performa pemain adalah ukuran paling atas yang menentukan pencapaian di kejuaraan dwitahunan garapan AFC tersebut.
Pencapaian Indonesia di ajang ini sangat berpotensi melebihi ekspektasi karena mayoritas pemain sudah tampil di level senior. Jam terbang pemain sedikit banyak akan berbicara di sini.
 Ada sejumlah pemain berpengalaman yang masih bisa bermain di Timnas Indonesia U-23 seperti Elkan Baggott. (Dok. PSSI) |
Buktinya Indonesia U-23 yang diasuh Shin Tae Yong bisa lolos babak kualifikasi. Padahal lawan yang dihadapi secara peringkat FIFA di atas Indonesia pada tahun ini.
Status kelolosan Indonesia ke putaran final Piala Asia U-23 2024 juga sama dengan Yordania dan Australia. Ya, Indonesia lolos dengan status juara grup fase kualifikasi.
Target yang dicanangkan PSSI untuk Indonesia U-23 adalah menembus babak semifinal dan masuk tiga besar. Jika itu tercapai artinya Indonesia akan tampil di Olimpiade 2024 di Paris, Prancis.
Demi pencapaian itu PSSI akan mengirim Indonesia U-23 pemusatan latihan di Turki dan Qatar. Waktu pemusatan latihan ini bersamaan dengan Timnas Indonesia.
Shin akan menangani dua tim langsung di Turki dan Qatar sebelum fokus tampil di Piala Asia 2023 di Qatar pada 12 Januari hingga 10 Februari 2024. Namun ini bisa menjadi masalah.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Piala Asia U-23 2024 tak masuk kalender FIFA. Karenanya pula tak ada kewajiban klub untuk melepas pemain. Diplomasi PSSI ke klub akan jadi kunci.
Saat ini mayoritas pemain Indonesia U-23, baik yang main di dalam negeri maupun di luar negeri, sama-sama jadi tulang punggung klub. Hanya segelintir yang jadi ban serep.
Ini akan berdampak pada pemanggilan pemain. Pasalnya periode April dan Mei adalah masa-masa krusial di kompetisi. Klub sedang berjuang lepas dari degradasi atau berburu peluang juara.
Untuk Liga 1 2023/2024 misalnya, periode April dan Mei memasuki pekan ke-30 hingga ke-34. Ini adalah pekan krusial bagi semua klub di tangga klasemen kompetisi.
Memanggil pemain-pemain kunci klub ke Indonesia U-23 untuk durasi yang panjang, termasuk masa persiapan, akan memberatkan. Kisah seteru klub dan PSSI bisa bergejolak kembali.
PSSI kiranya sudah melakukan lobi sejak dini. Dalam artian pemain yang berpotensi dipanggil untuk Piala Asia U-23 2023, sudah mulai dikomunikasikan ke pelatih dan pihak klub.
Jangan sampai pihak klub merasa diabaikan. Mereka bekerja keras di kompetisi, tetapi akhirnya merasa digembosi. Bila perlu Shin langsung yang bicara dengan pelatih klub.
 Lobi PSSI untuk pemanggilan pemain akan memegang peranan penting. (REUTERS/CHALINEE THIRASUPA) |
Dari luar negeri lebih berat lagi. Pemain-pemain seperti Ivar Jenner, Rafael Struick, Elkan Baggott, atau Marselino Ferdinan akan sulit dilepas klub. Diplomasi PSSI akan menjadi kunci.
Kondisi seperti ini tak dirasakan semua kontestan Piala Asia U-23 2024. Kompetisi di Asia Timur dan Barat misalnya, sudah rampung. Mereka bisa bersiap dengan nyaman.
Jika PSSI tak bisa berdiplomasi dengan baik ke klub dalam negeri dan luar negeri, prediksi akun media sosial Vietnam akan terwujud di Piala Asia U-23 2024: RIP Indonesia.
Tentu PSSI, Shin, pemain, dan suporter Timnas Indonesia tak ingin hal itu terwujud. Jika PSSI ingin Indonesia benar-benar naik kelas, persoalan seperti ini harus diurusi sejak dini.
[Gambas:Video CNN]