Jakarta, CNN Indonesia --
Tuah Shin Tae Yong sebagai pelatih Timnas Indonesia yang dikontrak panjang PSSI akan dihakimi pada 2024, tepatnya di dalam tiga ajang besar.
Ajang pertama yang akan menjadi penghakiman adalah Piala Asia 2023 (2024). Turnamen edisi ke-18 AFC ini akan berlangsung pada 12 Januari hingga 10 Februari 2024 di Qatar.
Target yang diberikan PSSI ke Shin adalah lolos ke babak 16 besar. Ini bukan target mudah, karena Indonesia tergabung di Grup D bersama Jepang, Irak, dan Vietnam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu Timnas Indonesia melakukan persiapan panjang di Turki. Untuk menyukseskan ajang ini kompetisi Liga 1 2023/2023 sampai dijeda satu bulan lebih oleh PSSI.
Menjelang kejuaraan ini Shin sudah memantik kontroversi. Ia menyisihkan pemain-pemain yang punya statistik bagus di kompetisi, seperti Stefano Lilipaly dan Nadeo Argawinata.
Karena itu hasil Piala Asia 2023 akan memberi dampak besar. Jika Shin gagal memenuhi target, bukan tidak mungkin tekanan mundur menggelegar, meski kontraknya baru habis pada Juni 2024.
 Shin Tae Yong diharapkan bisa mengantar Timnas Indonesia meraih hasil baik di tiga ajang penting,. (Dok. PSSI) |
Penghakiman kedua adalah Piala Asia U-23 2024. Ajang ini akan berlangsung pada 15 April hingga 3 Mei di Qatar. Bisa dibilang ajang ini lebih berat bagi Shin dibanding Piala Asia 2023.
Pasalnya pemain-pemain andalan Shin akan membela klub. Belum tentu klub melepas pemain yang dipanggil Shin, utamanya yang berkiprah di luar negeri, seperti Marselino Ferdinan.
Karenanya kecerdasan Shin akan diuji. Dengan pemain yang seadanya, bisakah Indonesia U-23 lolos dari babak grup. Jika bisa memenuhi target, tuntutan memperpanjang kontrak Shin akan membesar.
Terakhir, Kualifikasi Piala Dunia 2026. Saat ini Timnas bersaing di Grup F fase kedua kualifikasi. Sudah dua laga dijalani tim Merah Putih, dengan hasil sekali kalah dan imbang.
Masih ada empat laga lagi yang harus dijalani, melawan Vietnam (kandang dan tandang) serta menjamu Irak dan Filipina. Target yang diberikan PSSI adalah lolos ke babak 16 besar.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Setelah lepas dari belenggu sanksi pembekuan FIFA pada 2016 atau selama tujuh tahun, kompetisi sepak bola Indonesia tak kunjung naik kelas.
Buktinya wakil-wakil Indonesia di kompetisi Asia tak punya taji. Ini membuat peringkat kompetisi Indonesia stagnan dan tak kunjung ada wakil yang langsung main di Liga Champions.
Terlepas dari indeks penampilan wakil Indonesia di Asia yang melempem, kompetisi di dalam negeri, dari level satu hingga tiga, belum memperlihatkan peningkatan kualitas.
Kinerja wasit masih jadi sorotan, masih banyak klub menunggak gaji pemain dan tak disanksi PSSI, masih banyak suporter membuat kericuhan, serta ada susupan politik praktis di federasi.
Untuk meningkatkan kualitas wasit, PSSI gencar menggelar pelatihan wasit. Ini sejalan dengan rencana penggunaan video assistant referee (VAR) mulai Februari 2024.
Pada saat yang sama pemerintah telah berkomitmen merenovasi sejumlah stadion yang jadi markas klub-klub Liga 1 dan Liga 2. Ini jalan tengah kolaborasi pemerintah dan PSSI.
Namun, PSSI selayaknya membuat ketetapan bahwa klub melakukan kontrak dengan pemerintah terkait pengelolaan stadion. Cara Bali United yang mengelola Stadion I Wayan Dipta contohnya.
 Peningkatan kualitas Liga 1 jadi salah satu tugas PSSI era Erick Thohir. (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA) |
Mulai 2024 PSSI juga berjanji akan memberi subsidi ke klub untuk membangun lapangan latihan sendiri. Jika setiap klub punya lapangan sendiri, pembinaan akan bisa dijalankan dengan terukur.
PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang didukung Undang-Undang Keolahragaan semakin menuntut kelompok suporter berbadan hukum. Ini bisa meminimalisir aksi kriminal suporter.
Tak kalah penting, Elite Pro Academy (EPA) sebagai jalan prestasi masa depan terus diperbaiki. Soal ini PSSI mencanangkan mulai 2024 ada perbaikan besar di setiap kategori usia.
Jika ini semua diperbaiki akankah wakil Indonesia akan tampil dan sukses di pentas Liga Champions Asia? Tidak otomatis, tetapi akan berdampak pada musim-musim berikutnya.
[Gambas:Video CNN]