Setelah kejadian 9/11 di Amerika Serikat, masyarakat Muslim di Negeri Paman Sam mengalami diskriminasi termasuk atlet beragama Islam.
Menurut data dari News Gallup (2011), Amerika Serikat menjadi negara yang memiliki sentimen terhadap masyarakat Muslim sebesar 52 persen.
Serangan 11 September 2001 di Amerika membuka era baru kejahatan rasial,rasisme, dan xenophobia terhadap umat Islam. Islamophobia muncul dan mempengaruhi sebagian besar warga Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang aktivis sekaligus penulis buku dan artikel bernama Robert Spencer meracuni serta menggambarkan agama Islam serta Muslim sebagai sesuatu yang berbahaya bagi Amerika.
Spencer menegaskan meskipun dia kurang memiliki pelatihan akademis tentang Islam, pada dasarnya agama tersebut mengandung kekerasan dan para ekstremis yang melakukan aksi teror hanya mengikuti versi paling otentik, tertulis pada situs web milik David Horowitz yang diluncurkan dua tahun setelah 9/11.
"Muslim terus menjadi sasaran kebencian, penindasan, dan diskriminasi sebagai akibat dari stereotip yang diabadikan oleh Islamofobia dan media pada tahun-tahun setelah serangan 9/11," ujar Hussam Ayloush, Direktur Eksekutif Los Angeles, dari Dewan Hubungan Amerika-Islam, dilansir oleh Al-Jazeera.
Diskriminasi terhadap Muslim di area Amerika merupakan dampak dari 9/11 yang hingga kepemimpinan Donald Trump masih terjadi, walaupun tidak seperti dahulu.
Legenda tinju dunia Muhammad Ali menjadi salah satu tokoh yang gencar membela Islam mulai 1960 hingga pasca 9/11. Ali memperjuangkan bahwa Islam bukan agama teroris.
"Para pemimpin politik kita seharusnya menggunakan posisi mereka untuk membawa pemahaman mengenai agama Islam, dan menjelaskan para pembunuh yang salah arah itu memiliki pandangan yang melenceng mengenai apa Islam sebenarnya," ujar Muhammad Ali, dilansir oleh VOA.
Sebagian besar pertandingan olahraga dibatalkan setelah 9/11 dan menjadi penghentian olahraga level liga utama terpanjang dalam sejarah Amerika.
Para atlet mendedikasikan diri mereka untuk mengunjungi petugas pertolongan pertama, para penyintas 9/11, dan keluarga korban.