ANALISIS

Refleksi Ujung Kompetisi, Liga 1 Tak Seharusnya Cuma Sekadar Tontonan

CNN Indonesia
Jumat, 24 Mei 2024 07:40 WIB
Menjelang empat partai tersisa pada Liga 1 musim ini, ada sebuah missing link yang menganga antara korelasi kompetisi dan Timnas Indonesia.
Shin Tae Yong tidak memanggil pemain-pemain dari empat klub teratas Liga 1 dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)

Dalam memilih pemain tim nasional, roda kemudi ada di tangan Shin Tae Yong, Juru taktik asal Korea Selatan punya kendali penuh untuk menentukan pemain yang akan dibawa ke skuad.

Sejauh ini, Persija Jakarta jadi klub dengan penyumbang pemain terbanyak di berbagai kelompok usia hingga ke tim senior. Lalu diikuti dengan tim-tim lain seperti Persebaya Surabaya hingga PSM Makassar.

Namun ada satu hal yang menarik perhatian. Dalam pemanggilan teranyar Timnas Indonesia jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, dari 22 nama pemain yang dipanggil tidak ada satupun dari mereka yang berasal dari klub peserta championship series.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nihil pemain Borneo FC, Persib Bandung, Bali United, dan Madura United dalam barisan skuad Garuda terkini. Marc Klok ditinggalkan. Fachruddin Aryanto dan Rachmat Irianto bukan pilihan. Ilija Spasojevic dan Stefano Lilipaly pun sudah lama tak dilirik oleh STY.

Langkah potong generasi STY di tim senior adalah logis jika melihat pencapaian Timnas Indonesia di dua ajang penting yakni Piala Asia 2023 dan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Toh, di tim junior STY masih percaya kepada pemain-pemain dari empat klub peserta championship series tersebut.

Yang jadi persoalan adalah daya saing pemain Liga 1 yang secara tak langsung berpengaruh pada suplai pemain ke Timnas Indonesia. Bicara lini depan misalnya, hanya Stefano Lilipaly yang masuk ke dalam jajaran top skorer dan itupun berada di urutan kesembilan. Sisanya adalah pemain berpaspor asing yang subur dalam urusan mencetak gol.

Lalu bicara assist, Lilipaly tercatat jadi yang teratas di antara seluruh pemain Liga 1. Tapi pemain 34 tahun itu tak menarik hati STY. Faktor usia dan kebutuhan taktik jadi dua penyebab Lilipaly terakhir dipanggil timnas pada November tahun lalu dalam putaran pertama kualifikasi piala dunia.

Banner Testimoni

Di satu sisi, dalam setahun terakhir STY mengandalkan pasokan pemain keturunan untuk membela Timnas Indonesia. Ada 11 pemain yang dinaturalisasi selama era STY dan 10 di antaranya sudah berseragam dengan lambang Garuda di dada.

Dampaknya? Indonesia lolos fase gugur Piala Asia untuk pertama kalinya. Wakil Merah-Putih juga punya kesempatan besar lolos ke putaran ketiga kualifikasi piala dunia. Tak lupa pula, peringkat FIFA naik signifikan.

Pencapaian Indonesia merupakan hal yang layak diapresiasi. Tapi jangan lupa pula, kecenderungan pemain klub papan atas justru kalah saing dengan nama-nama lain adalah indikasi adanya sambungan benang yang hilang atau 'missing link' atas kualitas kompetisi dan korelasinya dengan Timnas Indonesia.

Sambungan benang inilah yang mesti jadi fokus operator kompetisi dan PSSI. Liga 1 tak boleh sebatas hiburan pelepas penat pemirsa, tapi juga harus jadi kawah candradimuka pemain menuju tim nasional.

(nva/nva)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER