Menggali Urgensi Piala Presiden 2024: Tak Cuma Bicara Sepak Bola

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Senin, 05 Agu 2024 13:13 WIB
Foto: (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Eksistensi Piala Presiden 2024 tidak hanya sebatas bicara sepak bola sebagai tontonan. Lebih dari itu, turnamen edisi keenam ini punya peran besar sebagai pemanasan Liga 1 2024/2025 dan perputaran roda ekonomi kerakyatan.

Rangkaian Piala Presiden 2024 rampung diselenggarakan menyusul partai final yang berlangsung Minggu (4/8) malam. Arema FC memastikan gelar keempat dengan meraih status juara setelah mengalahkan Borneo FC lewat drama adu penalti.

Bagi Arema FC selaku tim juara maka berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp5,25 miliar. Lalu runner-up meraih Rp2,75 miliar dan tempat ketiga memperoleh Rp1,75 miliar. Masing-masing hadiah ditambah Rp250 juta dari nominal sebelumnya dalam jumpa pers pada 15 Juli lalu. Peningkatan jumlah hadiah karena penyelenggara mendapatkan tambahan dana dari pihak sponsor.

Bukan hanya tim yang berprestasi, seluruh peserta juga akan mendapatkan apresiasi dari penyelenggara karena sudah turut meramaikan ajang edisi keenam ini. Terdapat match fee dengan total Rp500 juta untuk para peserta dengan rincian Rp350 juta untuk pemenang, Rp350 juta untuk tim yang imbang, dan Rp150 juta untuk mereka yang kalah.

Nominal match fee dan hadiah di Piala Presiden 2024 juga mengalami peningkatan signifikan dari edisi sebelumnya di Piala Presiden 2024 dengan rata-rata dua kali lipat. Hal ini dapat jadi motivasi tersendiri bagi para peserta.

Berkah tak cuma jadi milik mereka yang terlibat langsung di dalam lapangan, melainkan pihak-pihak yang bergantung pada pergerakan roda ekonomi di luar stadion. UMKM jadi poin krusial yang turut 'kecipratan' di tengah penyelenggaraan turnamen.

Panitia Piala Presiden 2024 mencatat ada lebih dari 80 UMKM yang berpartisipasi pada setiap pertandingan. Jumlah pelaku usaha bisa lebih tinggi jika melihat deretan pedagang keliling di sekitar arena pertandingan.

Aspek penting lain yang bisa diserap tim dari Piala Presiden 2024 adalah menjadikan ajang ini sebagai 'laboratorium' tim untuk mematangkan skuad jelang Liga 1 2024/2025. Tampil di Piala Presiden 2024 jadi keistimewaan tersendiri, karena tidak semua klub mendapatkan hal serupa.

Bagi Persib Bandung, misalnya, kehadiran sederet penggawa anyar membutuhkan medium yang tepat untuk penerapan strategi sekaligus adaptasi bagi sang pemain. Pelatih Maung Bandung, Bojan Hodak dapat menemukan pendekatan yang sesuai bagi Mateo Kocijan, Adam Alis, Gustavo de Franca, Malison Lima, dan Dimas Drajad.

Sebagai juara Liga 1 2023/2024, Persib Bandung tak boleh kehilangan arah jelang lembaran musim baru. Komposisi yang padu di tangan Bojan Hodak perlu terus diperkuat. Wajah-wajah segar di ruang ganti perlu ditempa melalui ajang dengan atmosfer kompetisi yang sesungguhnya.

Begitu juga dengan Persija Jakarta. Kehadiran pelatih baru, Carlos Pena, butuh penyesuaian setelah ditinggal Thomas Doll. Terlebih, juru taktik anyar asal Spanyol itu baru pertama kali menangani klub Indonesia. Dari situasi ini, Piala Presiden 2024 adalah wadah yang tepat bagi kondisi yang tengah dihadapi Persib, Persija, dan tim peserta lainnya.

Bersambung ke halaman kedua >>>

Rentetan Sejarah dan Wajah Kemandirian Piala Presiden


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :