Saat Mobil Kontingen Paralimpiade Indonesia jadi Perhatian di Paris
Kontingen Indonesia menggunakan kendaraan khusus untuk operasional transportasi selama Paralimpiade 2024. Mobil ini justru menarik perhatian warga Paris.
CNNIndonesia.com mendapat kesempatan diantar mobil yang disponsori Toyota selama penyelenggaraan Olimpiade 2024 dan Paralimpiade 2024. Mobil-mobil ini dipinjamkan kepada kontingen untuk digunakan sebagai operasional transportasi selama ajang berlangsung.
Pihak agen perjalanan yang menyediakan jasa pengemudi mobil tersebut memiliki inisiatif memasang berbagai stiker bernuansa Indonesia di sebagian besar bagian bodi mobil.
Ada dua mobil Toyota yang digunakan kontingen Indonesia, yakni RAV4 Hybrid berkapasitas lima orang dan Proace untuk sembilan orang. Terdapat stiker bergambar tim Indonesia dengan lambang burung Garuda di bagian kap mobil Toyota RAV4 ini.
Sedangkan di belakang ada stiker bendera Indonesia berukuran 20x40 cm. Lalu di sisi kiri dan kanan dilekatkan stiker sepanjang 1,5 meter dengan warna bendera Indonesia. Saat melintas di jalan kota Paris, tak sedikit mata warga mengekor mobil ini baik pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan pengguna mobil. Banyak pula dari mereka yang tangannya menunjuk-nunjuk lalu mengacungkan jempol.
Salah satu supir mobil kontingen Indonesia, Basilio Aminulloh mengaku pernah disangka polisi dari Indonesia oleh warga Paris karena dikira kendaraan dengan stiker adalah aparat.
"Mereka sempat tanya 'apa ini mobil polisi Indonesia?', warga di sini memang cenderung penasaran terhadap hal-hal yang baru mereka lihat," kata Basilio.
Bukan tanpa alasan mobil dengan stiker bergambar logo tertentu dianggap sebagai mobil aparat. Sebab selama di Paris, biasanya memang kendaraan polisi yang dilengkapi stiker dengan logo.
Kemudian mobil dengan stiker biasa ditemukan di ambulans, pemadam kebakaran, dan kendaraan kurir. Itupun hanya stiker dengan tulisan instansi terkait, bukan logo tertentu.
Basilio, mahasiswa Indonesia yang tinggal di Paris itu juga berkata pernah dihampiri oleh warga lokal yang tiba-tiba menyapa dengan Bahasa Indonesia.
Warga lokal itu, lanjut Basilio, hanya mengucapkan dua kata yakni 'Selamat' dan 'Kapan'.
"Tiba-tiba saja dia datang, mengetuk jendela dan bilang 'Selamat kapan'. Mungkin maksudnya 'Selamat pagi'," ujar dia.
(ikw/nva)