Jakarta, CNN Indonesia --
Christian Adinata merupakan salah satu pemain muda yang jadi harapan regenerasi Indonesia di nomor tunggal putra. Namun sejak mengalami cedera di Malaysia Masters, Christian Adinata masih kesulitan kembali ke performa terbaiknya.
Christian Adinata lalu memutuskan menjalani operasi pada Juli 2024. Kini Christian Adinata tengah menjalani proses pemulihan untuk bisa kembali tampil 100 persen di lapangan.
Bagaimana kondisi terkini Christian Adinata? Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Christian Adinata:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana kondisi kamu sekarang?
Sekarang kondisinya masih pemulihan. Karena kemarin bulan Juli lalu baru selesai operasi. Kurang lebih setelah istirahat sembilan bulan baru bisa kembali ke lapangan.
Kamu mengalami cedera lutut kiri. Apa sebenarnya yang terjadi di lutut kiri kamu?
Jadi pertama kali jatuh itu di Malaysia Masters 2023, bulan Mei tahun lalu. Saya jatuh di situ dan akhirnya langsung dibawa ke rumah sakit di Malaysia, dicek. Saya mendapat dari dokter itu tempurung lututnya geser. Tempurungnya dislokasi.
Dokter di Malaysia bilang setelah dicek, di-scan, di-MRI, segala macam, ini harus ada operasi secepatnya. Cuma kan kita nggak bisa langsung ambil tindakan karena kita punya tim medis sendiri di PBSI. Dan akhirnya saya pulang ke Indonesia, dicek sama tim medis PBSI. Tim medisnya bilang ini nggak perlu operasi katanya.
Apa yang kamu rasakan saat pertama kali cedera itu?
Nggak bisa jalan, nggak bisa menapak, nggak bisa ditekuk, benar-benar sakit.
Terus pas kembali ke Indonesia, ternyata dinyatakan nggak perlu operasi?
Kembali ke Indonesia, dicek sama tim medis PBSI. Mereka bilang ini nggak perlu operasi. Saya senang dong kalau nggak perlu operasi karena saya beranggapan, oh ini nggak parah.
Cuma setelah dicoba selama kurang lebih enam bulan, sampai pada akhirnya kemarin setelah 14 bulan, nggak ada perubahan sama sekali. Tetap sakit rasanya, jadi akhirnya kemarin saya memutuskan buat operasi.
Jadi dalam proses pemulihan apa yang dilakukan?
Pulang dari Malaysia, intinya melakukan fisioterapi, penguatan, segala macam. Saya sempat kembali ke lapangan tapi belum bisa maksimal. Sempat balik ke pertandingan juga, kemarin ada pertandingan pertama saya setelah cedera itu ada di Thailand di bulan Maret. Kalah babak pertama, itu nggak maksimal karena memang masih menahan rata sakit di lutut.
Terus pertandingan kedua dan ketiga saya sebelum operasi, ada di Slovenia dan Austria. Bisa masuk ke 8 besar, cuma masih belum maksimal karena masih menahan rasa sakit juga.
 Christian Adinata merupakan salah satu harapan regenerasi tunggal putra Indonesia. (Arsip PBSI) |
Sebelum operasi, rasa sakit di lutut itu muncul hanya saat bertanding atau menetap?
Emang sudah sakit, jadi waktu latihan pun, sebelum berangkat pertandingan, intinya dari pertama kali jatuh sampai 14 bulan sebelum saya operasi. Jadi setiap hari saya selalu menahan rasa sakit, 14 bulan saya setiap hari selalu menahan rasa sakit. Rasa sakitnya menetap.
Akhirnya setelah 14 bulan, saya memutuskan operasi. PBSI menanggung biaya operasi ini.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Jadi setelah operasi, apa yang kamu rasakan di lutut sekarang?
Ini masih belum bisa merasakan apa-apa karena belum dibuat main lagi kan. Intinya kemarin tuh operasinya banyak serpihan tulang di lutut saya.
Lutut ini mengalami dislokasi, tapi awal jatuh tuh dislokasi karena dia ada benturan, akhirnya ada pecahan-pecahan tulang yang memang harus diambil dari awal, tapi didiamkan sampai 14 bulan tuh kemarin nggak ada tindakan apa-apa pun. Akhirnya kemarin setelah di operasi, kan saya lihat langsung proses operasinya di TV.
Saat operasi, saya dibius setengah badan, jadi saya lihat di TV bagaimana kondisi di dalam lutut saya. Memang benar, serpihan-serpihan tulang di lutut tuh banyak sekali, jadi memang harus diambil.
Itu yang bikin sakit, terus karena kemarin tulangnya pecah, jadi mau nggak mau harus diambil. Setelah operasi kemarin, kondisi lutut sudah bersih.
Dalamnya sudah bersih, sudah rapi, cuma tetap lapisannya tuh, tulangnya tuh istilahnya belum sempurna. Jadi kita mesti tunggu dulu lapisannya itu kurang lebih 6-9 bulan baru saya bisa balik ke lapangan lagi.
Kalau buat jalan sudah tidak sakit?
Jalan sih sudah gak sakit. Dulu sebelum operasi, jalan juga gak sakit. Cuma kalau buat main baru sakit.
Saat bersiap menjalani operasi, apakah kamu takut? Atau malah berani?
Waktu operasi saya gak ada takut sama sekali sih karena memang maksudnya saya pun jadi penasaran kan sebenarnya ada apa sih di lutut saya ini.
Jadi kemarin di operasi ada kamera masuk ke lutut saya, ke dalam. Jadi keliatan semua, ada apa masalahnya apa. Ternyata ya masalahnya serpihan-serpihan tulang itu cukup banyak dan menusuk-nusuk di daging-dagingnya. Itu jadi yang bikin sakit.
Berarti sekarang hari-hari kamu diisi kontrol dan latihan?
Setiap dua minggu sekali saya rutin kontrol. Kalau untuk latihan lagi ke lapangan itu ya sama yang saya bilang tadi, jadi mesti nunggu tulangnya tumbuh dulu. Kalau tulangnya belum tumbuh saya paksa latihan buat ke lapangan, pasti masih sakit. Jadi ya mesti sabar menunggu tulangnya tumbuh. Untuk sekarang ya saya latihannya penguatan-penguatan aja lebih ke gym.
Kamu jadi salah satu harapan regenerasi di tunggal putra tetapi mengalami cedera panjang dalam dua tahun terakhir. Bagaimana kamu melihat karier kamu setelah ini?
Ke depannya maksudnya, ya saya gak mau membebani diri sendiri. Jadi saya jalani saja, sekarang juga pun saya juga sudah ikhlas lah ya.
Maksudnya kalau memang disini bukan jalannya, masih banyak jalan yang lain. Tapi saya tetap melakukan apa yang jadi bagian saya. Jadi saya tetap fisioterapi, tetap penguatan, tetap latihan. Tapi ya dari diri saya lebih ikhlas sih maksudnya. Jadi apapun jalannya, pasti yang terbaik lah buat saya.
 Christian Adinata kini sedang menanti perkembangan kondisinya usai menjalani operasi. (Dok. PBSI) |
Maksudnya kalau kamu sudah gak bisa berkarier lagi di badminton gitu?
Iya. Kalau misalnya memang nanti dicoba, kalau sudah 6-9 bulan dicoba lagi dan memang gak bisa ya, saya pun juga udah ikhlas. Jadi mungkin jalannya bukan di badminton, bisa di yang lain.
Memang berapa sebenarnya peluang sembuh total menurut dokter?
Potensi kesembuhan ini masih 50-50 sih. Jadi harapannya kan tulangnya bisa tumbuh lagi dan ada orang yang tulangnya gak bisa tumbuh.
Jadi kita gak pernah tahu, tiap orang beda-beda kan. Jadi ya itu maksudnya harapannya menunggu, Cuma dokternya pun gak bisa bilang peluang 100% bahwa ini bisa sembuh total.
Berarti secara mental, kamu sudah siap menghadapi apapun yang terjadi?
Mentalnya bukan jadi down, lebih ke ikhlas aja. Karena sebenarnya nggak gampang juga karena saya harus mengulang proses ini lagi.
Tidak gampang buat saya. Yang sebelumnya saya bener-bener ambisi dan motivasi saya kuat, sekarang harus mengulang momen ini lagi [penyembuhan cedera]. Saya jadi agak capek ya buat ambisi lagi. Jadi lebih ke ikhlas menikmati [proses pemulihan]. Jadi nggak mau terburu-buru lagi.
[Gambas:Video CNN]