Media-media Inggris belum yakin Manchester United akan tampil garang saat melawan Chelsea. Performa mereka masih jauh dari meyakinkan untuk diunggulkan.
Kejutan yang ditampilkan Man Utd saat jumpa Leicester City belum dianggap citra sebenarnya. Kemenangan ini dianggap hanya reaksi sesaat atas situasi dan kondisi klub.
Faktanya, Man Utd dalam beberapa tahun terakhir memang mengecewakan. Pelatih datang silih berganti, dari yang punya nama besar hingga pelatih prospektif, tak bertuah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mentalitas Man Utd seperti berada di dasar jurang yang belum bisa diselamatkan. Hadirnya pemain baru belum bisa mendongkrak mentalitas yang jatuh tersebut.
Van Nistelrooy yang adalah mantan striker klub pada era 2000-an berharap bisa mendongkrak mentalitas itu. Pendekatan strategi cepat lewat sayap jadi alat katrol.
Sementara, ide permainan Nistelrooy dapat pujian. Daya gedor Man Utd terlihat cerah dibanding sebelumnya, meski belum benar-benar membuat fan merasa bahagia.
Beruntungnya, Casemiro yang sempat menurun performanya, kembali tampil sangar di bawah arahan Nistelrooy. Gelandang asal Brasil ini seperti dapat suntikan vitamin penguat.
Bruno pun demikian. Sang kapten terlihat bergairah lagi. Memang cara main Bruno tak berubah, tetapi pola serang yang dipraktikkan pemain Portugal ini lebih eksplosif.
Faktor-faktor ini akan diuji oleh Chelsea. Tim asal London dalam asuhan Enzo Maresca ini punya sistem pertahanan yang solid. Gaya Italia dipadu taktik khas Inggris terbilang menonjol.
Penguasaan bola tak begitu penting, tetapi keberanian teknik individu ditonjolkan. Sesekali Chelsea main begitu cepat, tetapi ada kalanya tampil ball possession saja.
Dengan fakta-fakta ini, bisakah Man Utd pesta gol ke gawang Chelsea seperti saat jumpa Leicester City? Kemungkinan besar tidak, sebab pendekatan main lawan menonjol di pertahanan.