Jakarta, CNN Indonesia --
Musim 2024/2025 baru berjalan separuh, tapi sudah mengejawantahkan sebagai musim terburuk Pep Guardiola sepanjang karier melatihnya.
Ketika usai laga melawan Everton yang berhasil imbang di Etihad Stadium saat Boxing Day (26/12), terdengar suporter The Citizens menyoraki, mencemooh.
Masa suram bagi Pep yang telah memberikan enam titel Liga Inggris, dua Piala FA, empat Piala Liga, satu trofi liga Champions, satu super club, dan satu Piala Dunia Antarklub buat The Citizens.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Manchester City, tim yang ditukanginya sejak sembilan musim lalu pada 2016/2017, setengah perjalanan musim 2024/2025 adalah perjalanan terburuk bagi Guardiola.
Mengutip dari Transfermarkt, setengah perjalanan musim 2024/2025 di semua kompetisi, Man City di bawah Pep mengalami sekitar 32 persen kekalahan.
Catatan itu mengalahkan rekor terburuk Guardiola di Man City pada musim 2019/2020, yakni 20,3 persen kekalahan di semua ajang kompetisi. Selebihnya, Man City di bawah asuhan Pep hanya mengalami kekalahan 13 persen.
Bahkan, pada musim 2018-2019 yang diakhiri dengan mengangkat trofi Premier League, Man City hanya mencatat kekalahan 9,8 persen.
Bayangkan! Baru setengah musim saja, jumlah kekalahan Man City sudah menjadi nomor wahid sepanjang dipegang Guardiola.
Dan dengan dipaksa imbang 1-1 oleh Everton di kandang pada Boxing Day 2024, membuat Man City kembali menelan pil pahit. Opta Joe mencatat hasil imbang itu membuat ManCIty harus kehilangan 12 poin dari posisi unggul sepanjang musim ini.
Dari catatan kebobolan, setengah musim berjalan Man City-nya Guardiola kebobolan sekitar 1,68 per game. Itu adalah angka terburuk sejak musim 2016-2017.
Dalam 13 pertandingan terakhir di semua kompetisi, termasuk saat imbang dengan Everton di Boxing Day, Man City telah kebobolan 28 gol.
Angka kebobolan terburuk kedua Mancity ada di musim 2023/2024 yakni 1,12 persen. Sisanya, sejak 2016 lalu rata-rata kebobolan Man City di semua kompetisi ada di bawah 1 persen.
 Erling Haaland menurun drastis di paruh awal musim ini. (Action Images via Reuters/Jason Cairnduff) |
Gol Haaland
Buruk di lini belakang, begitu pula lini depan Manchester City dan penunjangnya. Bomber asal Norwegia yang sempat menjadi sensasi, Erling Haaland, masih tercatat sebagai striker maut sepanjang musim ini di Premier League.
Dia telah mencetak 13 gol, dua lebih rendah dari top skor sementara, Mohamed Salah (Liverpool) yang telah mencetak 16 gol.
Selain itu berdasarkan catatan Opta, Haaland yang menit bermainnya lebih banyak dari Salah, memiliki peluang hampir berbuah gol lebih dari 13 persen. Itu merupakan angka tertinggi dibanding pemain EPL pada musim ini.
Termasuk salah satunya penalti yang gagal dikonversi jadi gol di depan gawang Jordan Pickford (Everton) pada laga Boxing Day.
Namun, diakui Pep bahwa kondisi Haaland tak lebih banyak mencetak gol karena dukungan dari lini tengah hingga belakang tak cukup bagus saat ini.
Terakhir kali Haaland mencetak gol adalah pada 7 Desember 2024 saat Man City ditahan imbang Crystal Palace 2-2.
Bersambung ke halaman kedua >>>
Manchester City sebetulnya mengawali musim ini dengan baik, setelah mengalahkan Manchester United di Community Shield pada 8 Oktober 2024, juara bertahan Liga Inggris itu tak terkalahkan di 13 laga awal semua kompetisi.
Namun, setelah kalah dari Tottenham Hotspur di Piala Liga pada 30 Oktober 2024, performa Man City mulai menurun.
Sejak saat itu, 13 pertandingan terlewati, Man City baru menang sekali dan kalah 9 kali.
Sejumlah pengamat sepak bola menilai hilangnya gelandang peraih Ballon d'Or 2024, Rodri, dari lini tengah Man City menjadi penyebab kandasnya performa The Citizens.
Namun tim bukan hanya berisikan satu orang, karena masih ada sepuluh pemain di lapangan. Sayangnya, pemain-pemain lain yang tersedia pun tak menunjukkan peran maksimal.
Kevin De Bruyne sang playmaker dianggap belum sepenuhnya sempurna setelah absen karena cedera hamstring sepanjang Oktober lalu.
Motor di lini tengah seperti Ilkay Gundogan dan Bernardo Silva pun memiliki rapor yang tak cukup bagus. Hanya Phil Foden yang menjadi gelandang dengan rapor meyakinkan, termasuk gol ke gawang Aston Villa ketika Man City kalah.
Sudah 17 tahun dunia menyaksikan kehebatan tim asuhan Guardiola sejak debut melatih tim senior Barcelona pada 2008. Barcelona kala itu, lalu Bayern Munich, dan Manchester City hingga musim lalu dibawa Guardiola begitu digdaya di kompetisi domestik.
"Situasi ini betul-batul baru bagi kami semua. Ini tentang kami, semua orang [di klub ini]. Anak-anak ini telah berlari dan menghasilkan usaha untuk mencapai lebih baik. Tapi, orang-orang masih bilang kami tak berlari, tak bertarung, pemain ini, manajer ini," kata Guardiola sebelum lawan Everton.
"[Faktanya] ini bukan tentang itu semua. Ada begitu banyak detail atau beberapa detail besar yang membuat kami tak sebagus kami yang sebelumnya," imbuhnya.
Seperti yang dipaparkan sebelumnya di awal tulisan ini, buruknya pertahanan Man City dan lini depan yang kesulitan mencetak gol menjadi buah keburukan bagi The Citizens musim ini.
Pada lanjutan musim kompetisi 2024/2025 di tahun depan, Guardiola harus memikirkan bagaimana caranya memperkuat pertahanan dan setop memberi begitu banyak peluang lawan mencetak gol.
 Kevin De Bruyne gagal mengangkat Man City sejak kembali dari cedera. (REUTERS/Molly Darlington) |
Skuad City masih menjadi salah satu yang termahal di dunia pada musim ini jika merujuk data di Transfermrkt. Namun hilangnya Rodri karena cedera sejak 28 September lalu telah menghancurkan kesebelasan tersebut.
Tanpa Rodri yang mengalami cedera panjang hingga hampir akhir musim, pada bursa transfer musim dingin ini Guardiola harus mendekati gelandang pengganti yang sepadan dengannya.
Gelandang bertahan Kroasia, Mateo Kovacic belum dapat melapis hilangnya Rodri. pun dengan Matheus Nunes yang didatangkan dari Wolves pada 2023 lalu.
Martin Zubimendi (Real Sociedad) yang menjadi pelapis Rodri di timnas Spanyol bisa menjadi pilihan utama bagi Pep untuk direkrut di musim dingin ini.
Pep juga harus memutar otak atas bolongnya lini belakang yang silih berganti ditinggal penggawa seniornya karena badai cedera.
Pep yang baru meneken perpanjangan kontrak dua tahun dengan Man City pun harus memikirkan rekonstruksi lagi skuad utamanya. Pada musim ini setidaknya tujuh pemain utama di first team Man City sudah berusia lebih dari 30 tahun.
Jika tak buru-buru dibenahi pada paruh kedua musim ini, bisa saja Pep tak menyelesaikan masa kontraknya di Man City hingga 2027 mendatang.
Dan, seandainya itu terjadi maka senjakala Guardiola bisa datang lebih cepat dari habisnya masa kontrak karena performa krisis di Manchester City saat ini.
[Gambas:Video CNN]