ANALISIS

Bisa Apa Pemain Indonesia dari Invasi Talenta Asing di Super League?

Abdul Susila | CNN Indonesia
Kamis, 07 Agu 2025 07:00 WIB
Mulai Jumat (8/8), tujuh pemain asing bisa starter dalam setiap pertandingan Super League 2025/2026. Bisa apa pemain Indonesia?
Rizky Ridho jadi pemain lokal yang punya kualitas menonjol. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)

Kekhawatiran Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) bahwa kebijakan 11 pemain asing bisa mendisrupsi cukup beralasan. Hanya saja, ini bukan situasi terburuk yang sesungguhnya.

Yang terburuk adalah pemain terkontaminasi rayuan malas-malasan dari sosok nakal. "Ngapain latihan keras, kayak bakal main saja." "Santai saja, kawan." Begitu suara buruk itu bergema.

Dan, hampir di setiap tim dan generasi ada sosok pemain seperti itu. Eksesnya, mereka mengajak pemain yang lebih muda dan polos untuk menikmati hidup layaknya manusia biasa, bukan manusia atlet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dunia malam, makan sembarangan, dan menghisap rokok jadi candu. Nilai-nilai profesionalitas hanya dipakai sebagai lipstik untuk menutupi turunnya kualitas diri.

Peta jalan menjadi atlet sukses, seperti dicontohkan sejumlah bintang dunia, diambil yang enaknya saja. Gaya hidupnya. Adapun nilai juang atau usaha dan prosesnya diabaikan.

Latihan hanya cukup di lapangan bersama tim, setiap pagi atau sore. Sisanya santai. Jangankan merekrut pelatih pribadi untuk menunjang karier, latihan tambahan pun enggan.

Itu realitas sepak bola nasional. Bisa saja diingkari, tetapi faktanya tak bisa disembunyikan. Memang tidak semuanya, tetapi ideologi pemain virus begini sungguh membahayakan.

Banner Testimoni

Siapa yang bisa melawan sosok-sosok perusak begini? Pemain-pemain muda bervisi. Mereka yang menganggap sepak bola sebagai jalan hidup, sehingga harus menghidupinya dengan dedikasi.

Pemain yang rela 'diasingkan' dari pergaulan lingkaran setan. Mereka ada dan eksis, tetapi jumlahnya tidak banyak. Karena itu kehadiran pemain asing diharapkan bisa memberi panduan.

Masalahnya, tak semua pemain asing punya kapasitas memberi suri tauladan. Mereka datang ke Indonesia hanya untuk mencari gaji dan tantangan, sisanya per setan.

Kalau sudah begini, pemain Indonesia bisa apa? Bisa berbuat banyak, asal mau berakit-rakit ke hulu. Rizky Ridho setidaknya bisa menjadi contoh, kendati terlalu dini untuk diglorifikasi.

(jal)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER