ANALISIS

Jonatan Christie yang Terlahir Kembali

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 20 Okt 2025 18:55 WIB
Jonatan Christie kembali mengakhiri turnamen di podium tertinggi, kali ini di Denmark Open. Ia mengulang cerita yang sama sebulan lalu di Korea Terbuka.
Jonatan Christie berjuang keras dan mengalami sejumlah kesulitan usai keluar dari Pelatnas Cipayung. ( AFP/ANTHONY WALLACE)

Setelah Olimpiade 2024 berakhir, Jonatan Christie seperti berada di titik nadir. Harapannya meraih medali musnah, bahkan sudah terempas sejak babak awal.

Keinginannya bermain badminton langsung surut. Jonatan membayangkan tak ada hal yang tersisa untuk membuatnya tetap bertahan di lapangan. Olimpiade 2028 dianggap masih terlalu jauh. Belum lagi berbicara soal keluarga kecil yang banyak ia tinggalkan dan momen manis yang sering ia lewatkan.

Dari segi 'kenyamanan', tetap bertahan di Pelatnas Cipayung adalah pilihan yang paling mudah bagi Jonatan. Ia masih jadi pemain nomor satu di Indonesia. Dengan tinggal di Pelatnas, ia tak perlu pusing dengan urusan-urusan kecil yang berkaitan dengan latihan dan pertandingan, yang sebenarnya ternyata rumit dan merepotkan. Bila tetap bertahan di Cipayung, Jonatan cukup datang dan tempat latihan sudah siap digunakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sejak akhir tahun lalu hingga akhirnya keputusan jatuh di bulan Mei, Jonatan seperti melakukan taruhan. Bila diibaratkan, Jonatan punya angka lima di tangan dan angka itu akan aman andai ia tetap bertahan di Cipayung.

Jonatan mungkin akan tetap bisa menjaga konsistensi untuk 'sekadar' di zona 10 besar dan terus jadi pemain nomor satu setidaknya hingga 1-2 tahun ke depan. Karier yang terbilang 'aman' untuk Jonatan yang sudah berusia 28 tahun.

Sedangkan bila keluar dari Pelatnas Cipayung, angka lima itu berarti ia pertaruhkan. Angka lima itu bisa berubah jadi 10, tetapi tak menutup kemungkinan juga jadi nol. Jonatan bisa kembali bersinar dengan motivasi-motivasi baru yang ia punya atau malah tenggelam dan terbenam lebih jauh dari posisinya saat itu.

Jonatan Christie saat berlaga di perempat final Denmark Open 2025. (Arsip PBSI)Jonatan Christie meraih dua gelar beruntun. (Arsip PBSI)

Berada di luar Pelatnas Cipayung, Jonatan punya motivasi-motivasi baru untuk membuktikan diri. Ia juga punya 'energi-energi' baru yang jadi bahan bakar semangatnya. Yang utama jelas waktu bersama keluarga yang lebih fleksibel karena ia kini bisa mengatur jam latihan lebih leluasa.

Berangkat pada hal itu, Jonatan tentu juga butuh pembuktian bahwa pengaturan jam latihan yang lebih fleksibel tidak sama dengan menjalani latihan dengan suka-suka. Bukti itulah yang kemudian bisa didapat lewat gelar juara di tangan.

Setelah keluar Pelatnas, segalanya tak langsung berjalan mulus untuk Jonatan. Ia bahkan selalu mentok di dua babak awal dan tak pernah menembus babak perempat final dalam empat turnamen awal.

Pada Kejuaraan Dunia, Jonatan bisa lolos hingga perempat final tetapi kembali gagal di langkah terakhir saat ingin mengamankan raihan medali Kejuaraan Dunia.

Barulah di Korea dan Denmark segalanya berubah manis. Jonatan bisa juara dan terlahir kembali jadi sosok pemain andalan yang layak diwaspadai para lawan.

Setelah momen ini, belum tentu jalan Jonatan akan terus mulus dan berbuah manis. Namun Jonatan kini bisa menengok ke belakang dan menguatkan keyakinan, dengan cara mengingat bahwa ada momen ia telah terlahir kembali, tetap beprestasi meski situasi di sekitarnya sudah berubah saat ini.

(sry)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER