Timnas Indonesia U-23 akan kembali bertemu Mali U-23 dalam pertandingan uji coba. Reposisi apalagi yang akan dilakukan Indra Sjafri dalam laga ini?
Pertandingan ini akan berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor pada Selasa (18/11) malam. Sebelumnya, dalam pertemuan pertama (15/11) di lokasi yang sama, Garuda Muda takluk dengan skor 0-3.
Kendati takluk, Indonesia U-23 bisa memberikan perlawanan. Setidaknya tujuh tembakan berhasil dilepaskan, dengan empat di antaranya tepat sasaran. Jumlah umpan akurat Indonesia U-23 juga mencapai 87 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menarik, Indra menempatkan Rafael Struick sebagai gelandang serang, alih-alih sebagai strker atau penyerang sayap. Sekilas, kinerja Struick tidak efektif, namun statistik menunjukkan hal berbeda.
Sepanjang pertandingan, pemain Dewa United ini melepas 33 umpan akurat, empat umpan salah sasaran, dan dua kali direbut lawan. Struick juga melepas satu umpan kunci, kendati tak berbuah gol.
Indra mengaku puas dengan performa yang diperlihatkan Struick. Pemain 21 tahun ini menunjukkan karakter pekerja keras, naik dan turun membantu bertahan dan serang, seperti saat ditangani Shin Tae Yong.
Sejatinya, bermain di lini tengah bukan perkara baru bagi Struick. Saat Indonesia U-23 ditangani Gerald Vanenburg, mantan pemain Brisbane Roar ini sudah pernah ditempatkan sebagai gelandang, yakni saat melawan Makau U-23.
Namun, untuk pertandingan kedua, ada potensi Struick kembali dikonstruksi sebagai striker. Sebab, Mauro Zijlstra sebagai tumpuan lini depan, terlihat kebingungan. Ia belum mendapat umpan manja.
Sejurus dengan itu, Ivar Jenner juga atraktif sebagai metronom Indonesia U-23. Pemain FC Utrecht ini piawai mengatur irama permainan, kendati beberapa umpannya berhasil diintersep pemain Mali.
Absennya Arkhan Fikri, yang sebelumnya jadi ruh permainan Indonesia U-23, bisa teratasi. Hanya saja, tak bisa dimungkiri, belum ada chemistry yang kuat antara Jenner dengan pemain lainnya. Ini mungkin hanya soal waktu.
Pelatih Mali U-23, Fousseni Diawara, sampai memuji Jenner. Menurutnya, Jenner menjalankan perannya dengan baik, sehingga serangan Mali bisa dibendung lebih awal. Hanya serangan balik yang belum bisa diatasi.
Performa Jenner ini sejalan dengan penampilan Doni Tri Pamungkas. Direposisi sebagai winger dari posisi bek sayap, pemain Persija Jakarta ini beberapa kali membuat pertahanan Mali kocar-kacir.
Hanya memang, umpan silang Doni belum matang. Ini berbeda dengan akselerasinya di sisi sayap. Jika Doni bisa mengasah umpan silangnya, bukan tidak mungkin lini depan Indonesia kian menjanjikan.
Bersambung ke halaman berikutnya...