Indra Sjafri masih mencari skema terbaik Timnas Indonesia U-23. Begitu juga sistem pertahanan, masih coba dibangun. Indra sedang meramu komposisi emas.
Saat kalah 1-2 dari India U-23, Indra memasang duet Kadek Arel Priyatna dengan Muhammad Ferarri. Selanjutnya, ketika imbang 1-1 dengan India U-23, yang dipasang adalah Kadek bersama Dion Markx.
Terakhir, saat kalah 0-3 dari Mali U-23, Indra memasang Kadek sama Kakang Rudianto. Dari tiga pertandingan uji coba, Indra memasang tiga bek berbeda untuk mendampingi Kadek sebagai bek tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengingat uji coba kedua melawan Mali U-23 adalah latih tanding terakhir sebelum berangkat ke SEA Games 2025, ada kemungkinan Indra mematenkan komposisi pertahanan, entah itu dua atau dengan tiga bek.
Menghadapi lawan kuat seperti Mali, Indra butuh formasi bertahan yang solid. Tidak hanya kuat dalam duel satu lawan satu, tetapi juga yang bisa membaca permainan dengan baik.
Komposisi bek sayap juga tak kalah penting. Dari lawan melawan Mali terlihat, dua sisi sayap jadi arena lawan melakukan tusukan. Dan, dua bek sayap yang dipercaya Indra, belum bisa menunjukkan performa meyakinkan.
Untuk posisi bek sayap kiri, Indra jatuh hati dengan Franky Missa. Dalam tiga laga uji coba, Franky selalu jadi pilihan utama. Dalam tiga kesempatan itu Franky diganti, yang masuk adalah Alfredo Tata.
Namun, untuk posisi bek sayap kanan, pilihannya berbeda. Sempat memasang Alfharezzi Buffon, kemudian Kakang Rudianto, terbaru memainkan Raka Cahyana. Dari tiga pemain ini, ada plus dan minusnya.
Kakang misalnya, kuat dalam membantu serangan karena juga bisa ditempatkan sebagai bek tengah, tetapi agak kedodoran untuk membantu serangan. Selain umpan silangnya lemah, kecepatan Kakang juga tak unggul.
Bisa dibilang, inilah pekerjaan utama Indra sebelum laga uji coba kedua melawan Mali. Kendati lini depan juga tumpul, tetapi lini bertahan paling krusial. Serangan balik lawan terlalu mudah menembus pertahanan.
Formasi antisipasi situasi bola mati juga belum kuat. Ada saja momentum yang membuat lawan bisa mengambil keuntungan dari situasi set piece. Utamanya, pemain-pemain tinggi lawan kurang bisa dihentikan lajunya.
Untuk mengantisipasi kelemahan ini, akan kah Indra melakukan reposisi berani? Apakah Doni akan dikembalikan sebagai bek sayap kiri untuk meningkatkan pertahanan, atau ada pemain lainnya yang dianggap menjanjikan?
Yang pasti, laga kedua melawan Mali masih tetap menjadi sarana percobaan. Inilah kesempatan terakhir Indra melihat bakat dan potensi pemain, sebelum nantinya dibawa bertempur ke Thailand untuk SEA Games 2025.
(jun)