Jakarta, CNN Indonesia -- Peralihan teknologi mobil dari konvensional menuju serba listrik diprediksi mampu menggerus pekerjaan manusia yang selama ini telah hadir. Hal ini disampaikan oleh CEO perusahaan pemasok otomotif Jerman Continental, Elmar Degenhart.
Degenhart meyakini, perkembangan mobil listrik mampu memangkas sejumlah pekerjaan manusia dan akan digantikan oleh posisi baru yang berhubungan dengan
electro-mobility (e-mobility).
E-mobility sendiri sering diartikan sebagai istilah untuk pengembangan teknologi listrik yang didesain untuk kendaraan yang awalnya menggunakan bahan bakar fosil dan emisi gas karbon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena nilainya rendah, pekerjaan di bidang produksi akan lenyap," ujar Degenhart kepada surat kabar
Welt am Sonntag, dikutip dari kantor berita
Reuters.
Meski memprediksi banyak pekerjaan yang tergerus, menurutnya masih terlalu sini untuk mengatakan perkiraan jumlah pekerjaan lama yang akan digantikan oleh posisi baru.
"Masih ada cukup waktu untuk merancang proses peralihan pekerjaan ini agar bisa terhindar dari rasa kehilangan yang begitu besar," imbuhnya.
Ada sekitar 30 ribu pekerjaan dari total 218 ribu di Continental yang bergantung pada kemampuan teknis pembakaran.
Pada bulan lalu, Continental sempat mengatakan bahwa perusahaan memang berencana meningkatkan komponen mobil listrik dalam beberapa tahun ke depan dan menciptakan proyek riset dan pengembangan baru.
Mobil listrik bisa dibilang tak lama lagi akan menjadi tren besar. Banyak produsen raksasa seperti Honda, Mercedes-Benz, BMW, hingga Porsche berlomba-lomba merambah ke ranah mobil listrik yang diharapkan bisa mengaspal dalam hitungan beberapa tahun ke depan.
(evn)