LAPORAN DARI SINGAPURA

Shell Eco-marathon Ajang Pencarian Ide Mobil Masa Depan

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Kamis, 16 Mar 2017 11:12 WIB
Indonesia mengirimkan 26 tim mahasiswa yang akan berkompetisi di Shell Eco-marathon, Singapura dan jadi pembibitan untuk mencari formula mobil di masa depan.
Salah satu mobil irit karya mahasiswa Indonesia di ajang Shell Eco Marathon. (Foto: Pool)
Singapura, CNN Indonesia -- Perusahaan energi Shell kembali mengelar kompetisi Shell Eco-marathon 2017. Setelah sebelumnya digelar di Malaysia dan Filipina, kini ajang yang bertajuk 'Make the Future' dilaksanakan di Changi, Singapura.

Ajang ini akan jadi kompetisi bagi mahasiswa lebih dari 50 universitas di Asia-Pasifik untuk bisa menghadirkan kendararaan prototipe yang mampu menempuh jarak paling jauh dengan menghabiskan bahan bakar paling sedikit. 124 tim akan bersaing untuk memperebutkan enam kategori mesin berbahan bensin, deisel, bahan bakar alternatif, baterai, hidrogen dan gas.

Indonesia jadi negara yang memboyong kontingen paling banyak, 26 tim. Ajang ini akan buka pada Kamis (16/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

General Manager Shell Eco-marathon Norman Koch mengatakan, kehadiran ajang ini jadi pencarian bibit untuk menerapkan teknologi kendaraan ramah lingkungan yang pasti hemat bahan bakar. Telah dilakukan sejak 1999, Shell mengklaim akan terus fokus untuk memicu ide-ide dari mahasiswa.

"Bagusnya dari kompetisi ini adalah, mereka membuktikan diri jika mereka bisa melakukannya. Bukan dalam ranah industri, tapi mahasiswa dan kolaborasi Shell ini akan mendorong ide-ide mereka ini dipakai di masa yang akan datang," kata Koch kepada CNNIndonesia.com di Singapura (15/3).

Kehadiran Shell Eco-marathon setiap tahunnya diharapkan akan memunculkan ide-ide yang bisa diaplikasikan di dunia industri. Beberapa ide yang berawal dari kegiatan Shell Eco-marathon adalaj idling stop, yang mana saat berhenti (macet/lampu merah) mesin akan mati dan otomatis hidup saat gas dipacu.

"Idling stop setahu saya itu sudah diaplikasikan di ajang ini sejak 2005, dan itu baru ramai dipakai di kendaraan berskala industri besar baru beberapa tahun ini."

Kompetisi yang akan diselenggarakan selama empat hari, terhitung pada 16-19 Maret 2017 itu merupakan festival inovasi di dunia otomotif, yang dapat menghemat energi dan rendah karbon monoksida (CO).

Country Chairman dan Presiden Direktur Shell Indonesia Darwin Silalahi mengatakan ada peningkatan terhadap antusiasme mahasiswa terhadap ajang tersebut dari tahun ke tahun. Hal tersebut terlihat dengan adanya beberapa perguruan tinggi yang mengirimkan tidak hanya satu tim, meskipun banyak tim yang berpartisipasi telah hadir sejak SEM Asia pertama.

"Di Shell kami mengampanyekan 'Make The Future' yang mendorong segala upaya untuk mengatasi tantangan energi, dan bekerja untuk solusi energi yang lebih bersih di manapun, termasuk Indonesia," kata Darwin di Jakarta, Jum'at (10/3).

Social Investment Manager Shell Indonesia Anita Setyorini sekaligus pendamping tim Indonesia, menjelaskan bahwa para tim telah lolos verifikasi untuk dapat melaju ke tahap selanjutnya. Jenis kendaraan yang diujikan terdiri dari dua kategori, yaitu Urban Style (berkonsep city car roda empat) dan Prototype (berbentuk kapsul dan beroda tiga).

"Ada 12 tes sebelumnya. Dimulai dari tes dimensi kendaraan hingga kemampuan driver untuk keluar dari mobilnya selama 10 detik. Kenapa 10 detik? karena itu ialah waktu aman keluar dari kendaraan dalam keadaan krusial, seperti kebakaran atau semacamnya," ungkapnya.

Salah satu yang akan bertanding, yaitu Tim 4 dari Bumi Siliwangi asal Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang sempat juara di tahun lalu, dan merasakan pelatihan di markas Ferrari di Inggris.

Tim Manager Bumi Siliwangi Ramdhani mengaku optimis dalam ajang pada tahun ini. Ia yakin kendaraannya dapat bersaing, tidak hanya dengan tim satu negara, melainkan para kompetitor dari negara lain. "InsyaAllah, lebih siap," kata dia.

Ajang ini diharapkan dapat menginspirasi para pelaku industri otomotif, maupun pemerintah. Khususnya, memadukan penghematan energi dengan industri otomotif. Yang mana, ada tiga kategori asupan energi kepada kendaraan kreasi mahasiswa tersebut, diantaranya bensin, listrik dan etanol.

Sebanyak 26 tim mahasiswa yang berasal dari Indonesia akan berkompetisi dengan mahasiswa dari Asia Tenggara, Asia Pasifik, Asia Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah.

Untuk pertama kali dalam sejarah kompetisi ini, tim-tim terbaik Shell Eco-marathon Asia tahun ini akan bertanding di ajang Drivers’ World Championship – Asia Regional Final pada 19 Maret 2017. Tim mahasiswa terbaik dengan penggunaan energi paling efisien di Asia nantinya akan ditantang berkompetisi di ajang ini untuk menentukan pengemudi kendaraan hemat energi tercepat. Pemenang akan mewakili Asia di ajang Driver’s World Championship Global Final di London pada Mei 2017. (pit/pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER