Jangan Tunda Cek Kondisi Berkala Kendaraan Bongsor

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Rabu, 03 Mei 2017 17:57 WIB
Kendaraan besar alias bongsor seperti truk dan bus sebisa mungkin dicek secara berkala, khususnya untuk rem saat akan melewti jalanan naik turun dan berkelok.
Kecelakaan beruntun yang melibatkan satu bus wisata, lima kendaraan minibus dan tujuh motor tersebut diduga karena rem blong dan mengakibatkan 13 korban meninggal dunia. (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kurang lebih satu pekan terakhir, kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat dihebohkan dengan insiden kecelakaan yang melibatkan angkutan umum massal bus. Terakhir, kecelakaan terjadi saat truk menabrak tebing masih di kawasan yang sama.

Akibat kecelakaan tersebut belasan nyawa melayang, termasuk di dalamnya puluhan orang mengalami luka-luka dan beberapa kendaraan lain rusak berat.

Diduga, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi insiden dengan melibatkan kendaraan bertubuh bongsor itu. Misalnya, kesalahan pengemudi hingga kondisi kendaraan tidak prima atau blongnya rem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marketing Manager Commercial Vehicle Tata Motor Distribusi Indonesia (TMDI) Wilda Bachtiar, mengatakan memang ada beberapa faktor yang mengakibatkan salah satu fungsi kendaraan tidak bekerja, seperti rem. Namun, untuk mobil baru dipastikan akan bekerja normal seperti biasa.

Jika terjadi rem blong, seperti dugaan penyebab kecelakaan pada kawasan Puncak, bagi dia, tentu diakibatkan kurangnya perhatian pemilik maupun supir terhadap kondisi kendaraan. Yang mana, perawatan secara berkala wajib dilakukan.

"Kadang-kadang di Indonesia ini selama tidak ada masalah tidak dilakukan pengecekan, itu yang kita harus sadarakan kesemua pihak ya. Perawatan rutin bukan semata membuat pabrikan untung, tapi untuk menjaga kondisi kendaraan itu tetap operasional maksium," kata Wilda saat ditemui di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Namun, Wilda sendiri enggan berspekulasi terkait penyebab utama dari adanya kasus-kasus di balik kecelakaan itu. Atau, karena kurangnya perawatan maupun penyebab lainnya.

Menurunya, jika melihat secara teknis jika kendaraan sudah dirawat dengan baik, seperti mengganti minyak hingga kampas rem, tentunya kinerja kendaraan juga akan optimal.

"Tapi secara teknis ketika kendaraan itu dirawat dengan baik, misalkan sistem rem kan juga ada standarnya, minyak rem harus diganti berapa ribu km misalkan, nah itu harus dilakukan, kalau tidak, kemungkinan rem blong besar," kata dia.

Tidak hanya rem, perawatan berkala juga harus dilakukan secara menyeluruh. Karena jika tidak tentu akan berpengaruh kepada kinerja lain dari fungsi kendaraan, seperti bagian mesin dan lainnya.

Ia berujar, khusus kendaraan berbadan besar, sebetulnya saat ini pemerintah sudah mewajibkan standarisasi pengereman. Untuk trailer, diwajibkan menggunakan sistem full air, pada peraturan sistem rem angin. Mengingat, jika terjadi kebocoran pada oli rem tentu tidak akan berfungsi.

"Istilahnya air over hidrogen (AOH). Ada udara, ada juga oli. Salah satu kelebihanya adalah ketika dia terjadi kebocoran sistem justru dia ngunci ngerem, sehigga mobilnya tidak jalan, otomatis lebih aman," kata dia.

"Tapi poinnya adalah perawatan rutin, sebaik apapun sistem yang kita pakai di dalam kendaraan tapi kalau tidak ada perawatan rutin pasti dia cepat rusak," ujarnya menambahkan.

Terlebih, ia melanjutkan, harus dipastikan apakah pengemudi bus atau truk memang sudah terbiasa membawa kendaraan pada jenis tersebut. Karena, tidak hanya rem blong, melainkan juga pengemudi tidak sempat menginjak rem.

"Drivernya misalkan biasa nyetir mobil kecil, tidak pernah nyetir bus tiba-tiba langsung nyetir, dia tidak tau jarak pengereman seperti apa dan lainnya, dia kurang paham," kata Wilda. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER